Ini Kronologi Jatuhnya Super Tucano

pesawat tokano

Metrobatam.com, Malang – Pesawat Super Tucano TT 3108 yang jatuh di Malang tengah melakukanflight test setelah menjalani perawatan rutin 300 jam terbang. Pemeliharaan dilakukan secara prosedural terhadap semua sistem yang digunakan pesawat tempur taktis pabrikan Embraer Defence and Security Brazil.

“Setiap 50 jam diperiksa, ada pemeliharaan,” ujar Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Agus Supriatna di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, 10 Februari 2016. Pemeliharaan, katanya, dilakukan pada Selasa kemarin. Pesawat lepas landas dari landasan pacu pukul 09.25 WIB.

Tes terbang, kata Agus, dilaksanakan di ketinggian 25 ribu kaki untuk mencari kecepatan point 56match number. Setelah turun di ketinggian 15 ribu kaki, pilot berkomunikasi dengan menara kontrol mengenai performance pesawat. “Check performance pada ketinggian 15 ribu feet,” katanya.

Pada ketinggian itu dilakukan sejumlah performance, meliputi serangkaian manuver termasuk terbang aerobatic. Menurut Agus, seharusnya pilot melaporkan keseluruhan ke menara kontrol.

Namun pada pukul 09.59 WIB menara kontrol kehilangan komunikasi dengan pilot. Pada saat itu pesawat tengah terbang dengan sudut kemiringan 30 derajat. Seharusnya pilot terbang pada ketinggian 8 ribu kaki dengan menguji kecepatan 320 knot. Pesawat diperkirakan jatuh pukul 10.09 WIB atau 10 menit setelah hilang kontak.

“Tim identifikasi tengah bekerja untuk menngetahui penyebab pesawat Super Tucano jatuh. Apakah karena faktor kesalahan manusia atau karena persoalan teknis,” ujar Agus. Untuk mengetahui penyebab pesawat jatuh, TNI akan mengangkat badan pesawat yang menghujam ke tanah.

Setelah badan diangkat, katanya, akan diteliti keterkaitan antara baling-baling, mesin dan fuel control unit (FCU). Selain itu, juga bisa dilihat melalui video recorder yang terdapat di dalam kokpit pesawat tersebut. Jika seluruh bagian diangkat, katanya, akan diketahui masalah utamanya.

Pilot Super Tucano Mayor Ivy Safatillah merupakan pilot yang telah teruji. Yakni telah memiliki 3 ribu jam terbang dan menerbangkan Super Tucano 300 jam. “Pilot juga sekolah di Brasil khusus menerbangkan Super Tucano,” ujarnya.

Sumber Tempo.co

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *