Go-Jek Akusisi 2 Startup dari Bollywood

Pemilik Go-Jek (foto: yukbelajaronline)
Pemilik Go-Jek (foto: yukbelajaronline)

Metrobatam.com, Jakarta – Go-Jek melakukan inovasi mengejutkan, terus-menerus meningkatkan kualitas untuk kenyamanan pelanggannya. Penyedia layanan pemesanan ojek online itu meminang startup teknologi dari Bollywood. Tak tanggung-tanggung, dua startup diakuisisi sekaligus.

Dilansir dari Tech In Asia, Jumat (19/2/2016) Go-Jek baru saja mengakusisi dua perusahaan rintisan bidang teknologi dari India. Mereka adalah C42 dan CodeIgnition.

Akusisi ini ditengarai guna mengatasi masalah yang kerap merundung aplikasi Go-Jek. Selain itu hal ini juga sebagai upaya untuk makin memperkuat sistem mereka seiring kian banyaknya layanan yang dihadirkan Go-Jek.

Proses akusisi ini telah dilakukan sejak lima bulan lalu. Sayangnya belum ada informasi berapa mahar yang diserahkan Go-Jek.

Nadiem mengatakan pihaknya telah lama menjalin hubungan dengan keduanya startup tersebut. Kedua belah pihak telah saling bekerjasama dalam hal menambal kekurangan aplikasi Go-Jek.

“Kami telah bekerja dengan mereka selama beberapa bulan. Mereka telah membantu kami meningkatkan back-end kami seiring peningkatan permintaan dan pengguna,” ujar Nadiem.

“Kami sangat mencintai pekerjaan. Orang-orang ini harus memimpin pengoperasian teknologi kami, karena mereka sangat baik,” imbuhnya.

Setelah pengakusisian ini, Go-Jek akan terus mencari talenta teknologi India.

“Kami akan merekrut 100 engineer, programmer dan data scientist terbaik, baik level junior maupun senior, dalam 6-12 bulan ke depan,” ungkap Nadiem.

Sebagai informasi C42 didirikan pada tahun 210 oleh Sindu Ponnappa, Niranjan Paranjape dan Aakash Dharmadhikari. Perusahan ini menjadi pernah menjadi konsultan teknologi seperti Flipkart, Staples Labs, Quintype, UrbanLadder dan Thought Works.

Sementara CodeIgnation didirikan oleh Ajey Gore dengan Sumit Gupta, Shraddha Gore, Shobhit Srivastava, and Mehak Kahlon pada 2013

Mereka, kata Nadiem, telah menunjukkan ke Go-Jek bagaimana mengelola dan menstrukturisasi organisasi teknologi. Selain itu, juga bagaimana cara meninjau kinerja para pengembang dan coders.

“Orang-orang ini pun menunjukan bagaimana membuat tim dinamis. Serta bagaimana merekrut dan berkomunikasi yang efektif,” katanya.

(detik)