Tiongkok Bangun Kawasan Industri Senilai Rp6,95 Triliun

kawasan-Industri
Metrobatam.com, Jakarta: Kunjungan kerja Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani ke Beijing 9-12 Maret 2016 direspons positif oleh investor Tiongkok. Hal ini ditandai dengan minat investasi investor Tiongkok untuk membangun kawasan industri di Indonesia dengan nilai investasi tahap awal sebesar USD500 juta, atau setara Rp6,95 triliun (Rp13.900 per USD).

Franky menyampaikan, bahwa investor tersebut telah memiliki calon mitra lokal yang juga merupakan pengembang ternama di Indonesia. Luasan lahan kawasan industri tersebut diperkirakan akan mencapai 2.000 hektare (ha) dengan konsep kawasan industri yang terintegrasi dengan perumahannya.

“Rencananya perusahaan tersebut akan segera mengajukan izin prinsip melalui layanan izin investasi tiga jam,” kata Franky dalam siaran persnya, Jumat (11/3/2016).

Kapasitas investor yang saat ini mengelola 43 kawasan industri di Tiongkok dengan luasan mencapai 2.500 kilometer persegi atau 3,5 kali negara Singapura tersebut sangat positif untuk mendorong realisasi investasi Tiongkok di Indonesia. Biasanya investor akan merasa lebih nyaman bila pengelola kawasan industri tersebut berasal dari negara yang sama, sehingga mereka lebih memahami budaya maupun kebiasaan investor setempat.

Dia mencontohkan beberapa kawasan industri yang ada di Indonesia juga memiliki kekhususan tersebut, seperti di antaranya mayoritas kawasan industri di Karawang tenantnya adalah investor Jepang, kemudian ada juga kawasan industri di Tangerang mayoritas adalah Tiongkok dan India.

“Masuknya investasi di kawasan Industri ini menjadi salah satu sinyal dari pernyataan yang disampaikan oleh Dubes Tiongkok untuk Indonesia beberapa waktu lalu, bahwa Tiongkok sedang melakukan upgrading industrialisasinya dan mulai melihat investasi ke luar sebagai upaya untuk mengembangkan bisnisnya,” jelas Franky.

Franky juga berkesempatan mengunjungi salah satu kawasan industri yang dikelola oleh investor yang bersangkutan serta menyaksikan nota kesepahaman antara investor terkait dengan Real Estat Indonesia (REI).

Kunjungan yang dilakukan oleh Kepala BKPM dimanfaatkan untuk memaparkan berbagai kemudahan layanan investasi di 250 pengusaha Tiongkok di Beijing, Tiongkok. Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan beberapa kemudahan investasi seperti Layanan Izin Investasi 3 Jam, Layanan Jalur Hijau, Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dan regulasi investasi yang akan lebih terbuka melalui perbaikan DNI.

Selain itu, Kepala BKPM juga dijadwalkan melakukan one on one meeting dengan beberapa perusahaan Tiongkok yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia. Sekadar informasi, investasi dari Tiongkok yang sepanjang 2015 (tidak termasuk sektor hulu migas dan keuangan) mencapai USD628,3 juta, menempatkan RRT sebagai investor terbesar ke-9 di Indonesia.

Nilai tersebut di luar angka investasi RRT ke Indonesia yang juga tercatat melalui negara-negara lainnya sebesar USD1,53 miliar sehingga total investasi RRT pada tahun 2015 sebesar USD2,16 miliar atau meningkat sebesar 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

sumber : metrotvnews.com