Jangan Sepelekan Migrain

Jakarta, Jangan sepelekan migrain, karena gangguan ini dapat secara permanen mengubah struktur otak. Mungkin terdengar mengerikan ya, tetapi itulah yang ditemukan dalam penelitian yang dimuat di Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology.

“Secara tradisional, migrain telah dianggap sebagai gangguan jinak tanpa konsekuensi jangka panjang bagi otak,” kata penulis studi Messoud Ashina, MD., PhD., dari University of Copenhagen di Denmark. Setelah dilakukan review dan meta analisis dari gangguan tersebut, ternyata disimpulkan migrain dapat mengubah struktur otak dalam berbagai cara.

Migrain adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai dengan serangan intens berdenyut disertai dengan gejala mual dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Jika sebelum terserang migran pernah merasa adanya gangguan penglihatan seperti kilatan cahaya yang menyilaukan, kekakuan pada leher dan pundak, itu tandanya anda mengalami migrain aura, umumnya dialami oleh 20 persen pengidap migrain. Meski sama-sama migrain tetapi keduanya memiliki dampak yang berbeda dalam jangka waktu yang lama.

Studi ini mengungkapkan bahwa migrain meningkatkan risiko lesi otak, kelainan materi putih dan volume. Lesi otak maksudnya adalah keadaan abnormal struktur otak dalam bahasa kedokteran.

Bacaan Lainnya

Mereka menganalisis scan MRI otak beberapa orang yang memiliki riwayat migrain dan yang tidak. Secara keseluruhan bagi yang memiliki riwayat migrain memiliki penurunan lesi otak materi putih, kelainan infract seperti perubahan volume otak dibanding yang tidak memiliki riwayat migrain.

Perubahan ini akan sangat terasa bagi penderita migrain aura yang berpeluang 68 persen lebih mungkin. Sedangkan penderita migrain biasa berpeluang 34 persen.

Lalu, materi putih pada otak yang berubah merupakan akson otak atau proses saraf panjang yang menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya, yang berubah strukturnya. Hal tersebut dapat merujuk pada masalah yang serius dalam jangka panjang. Perubahan ini dapat mengganggu aliran darah ke otak yang dapat meningkatkan risiko stroke, terlebih bagi penderita migrain aura.

Setiap migrain yang dirasa cukup menyiksa, dapat diperiksakan melalui MRI agar dapat diuraikan penyebab awal migrain terpancing, apakah dari intensitas sinar yang berlebihan, suara, atau tekanan udara. Jika diketahui penyebabnya, penderita dapat meminimalisir kemungkinan munculnya gangguan migrain, sebelum gangguan yang lebih buruk lagi muncul dan merusak kesehatan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *