Syahrini Ditolak Manggung di Jembrana Bali, Ini Sebabnya

Syahrini di Jembrana

Metrobatam.com, Bali – Kota Jembrana merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 121, Senin (15/8). Untuk memeriahkan hari jadinya itu, pemerintah setempat mengundang penyanyi cantik Syahrini. Kabarnya, untuk mendatangkan pelantun lagu Sesuatu itu, Pemkab merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.

Rencana kedatangan Syahrini ternyata dapat penolakan. Sebagian menilai Pemkab Jembrana menghambur-hamburkan uang demi hiburan yang hanya beberapa menit saja. Menurut mereka, alangkah baiknya jika dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur atau bantuan kepada warga kurang mampu.

“Pemkab Jembrana telah melakukan pemborosan uang rakyat. Seharusnya uang rakyat digunakan untuk pembangunan di Jembrana. Bukan untuk memperkaya Syahrini,” ujar salah seorang warga Jembrana.

Ketua Forum Pemerhati dan Peduli Masyarakat Jembrana, I Ketut Setiawan mengatakan, keputusan Pemkab Jembrana menghadirkan Syahrini manggung di Gedung Kesenian Bung Karno, dengan bayaran fantastis dinilai sebagai bentuk pemborosan.

Bacaan Lainnya

Sebaiknya, kata dia, perayaan itu dikemas dalam Festival Jembrana disebar ke kecamatan dan kelurahan atau desa. Sehingga panitia bisa menyesuaikan dengan kesenian favorit masyarakat desa.

“Wajah Syahrini memang cantik. Tapi wajah Kota Negara yang sebentar lagi merayakan ulang tahunnya justru tampak masih lusuh. Tidak tampak ada perbaikan fasilitas kota. Mulai dari terminal hingga jalan-jalan,” sindir Setiawan.

Tak hanya itu, penolakan kedatangan Syahrini di Jembrana pun ramai diperbincangkan di media sosial. Para netizen memprotes keputusan Pemkab Jembrana yang berani menggelontorkan uang demi penyanyi sensasional tersebut.

“Katanya Ajeg Bali, kok keputusannya kayak gini. Ini kan ajeg Syahrini namanya. Seharusnya Pemkab bisa lebih maksimal mengembangkan seniman-seniman lokal dengan lebih banyak melibatkan mereka di setiap hajatan Pemkab,” komen pengguna medsos.

Di sisi lain, Pemkab Jembrana terkesan tertutup terkait besarnya bayaran Syahrini. Kabag Pemerintahan Sudarso justru menyarankan hal itu ditanyakan kepada bagian Kebudayaan. Sementara, salah satu staf Dinas Kebudayaan juga enggan memberikan penjelasan masalah tersebut.

Mb/Merdeka

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *