Target, Batam Siap Bersaing dengan Singapura

Metrobatam.com, Batam – Batam kini tengah bersiap untuk menandingi Singapura sebagai pusat kegiatan ekonomi di Asia. Demi mencapai target tersebut, daerah yang terdapat pada bagian administratif Provinsi Kepulauan Riau ini sedang melakukan berbagai persiapan pembangunan fisik pada berbagai sektor.

Kini banyak terdapat proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang tengah berjalan di Batam. Di antaranya adalah hotel, perkantoran, hingga perumahan. Selain itu, terdapat proyek pelebaran jalan pada beberapa ruas jalan.

Sebagian besar lahan yang terdapat di pinggir pantai Batam pun kini telah diratakan untuk dipersiapkan sebagai lahan pembangunan. Pemandangan ini amat jelas apabila dilihat dari ketinggian.

Pada sektor pariwisata, Batam bukannya tanpa destinasi. Bahkan warga negara Singapura pun banyak yang menghabiskan waktu akhir pekannya untuk berwisata dan berolahraga di Batam.

Bacaan Lainnya

“Misalnya golf, kalau di Singapura itu golf per hari bisa mencapai Rp6 juta, kalau di sini cuma Rp2 juta. Ini juga menjadi daya tarik bagi warga Singapura. Dan Rp4 juta sisanya dipakai untuk jalan-jalan berbelanja,” kata salah seorang warga Batam.

Batam pun tidak terlepas dari pesona dunia malamnya. Seperti kota-kota besar lainnya di penjuru dunia, pada kawasan ini juga telah banyak terdapat pusat-pusat hiburan malam.

Kini, Batam juga tengah berbenah pada sektor kemaritiman. Bekerjasama dengan Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Batam akan segera membangun destinasi wisata maritim terbaik di Indonesia.

Bahkan, pada sektor budaya, pemerintah juga telah menyiapkan wisata budaya pada daerah sekitar Batam. Khususnya adalah Pulau Penyengat.

Pulau Penyengat adalah kawasan yang termasuk administratif Kota Tanjung Pinang. Hanya saja, wisatawan cukup menempuh perjalanan menggunakan speedboat selama 45 menit dari Batam. Kawasan yang berjarak sekira 35 km dari Batam ini bahkan kini tengah diusulkan ke Unesco sebagai warisan budaya dunia.

Pada sisi investasi, Badan Pengusahaan Batam pun berencana akan mempersingkat izin investasi dari tiga jam menjadi satu jam. Menurut Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro, rencana ini masih akan dikaji lebih lanjut oleh pemerintah.

“Investasi tiga jam saat ini telah mulai berlaku di Batam. Izin ini berlaku bagi investor yang ingin berinvestasi dengan nominal minimal Rp50 miliar,” jelas Hatanto.

Pada sektor jasa keuangan, BI juga telah menyiapkan sejumlah program, diantaranya adalah kemudahan pembukaan money changer di daerah perbatasan Indonesia seperti pada kawasan Batam. Tak hanya itu, penggunaan uang elektronik pun menjadi program unggulan BI pada kawasan ini.

Bahkan, BI ingin setiap masyarakat menggunakan uang elektronik dalam setiap transaksi. Tak terkecuali para nelayan.

Batam memang memiliki banyak keistimewaan. Daerah yang hanya berjarak sekira 30 menit penyeberangan dari Singapura ini bahkan rencananya juga akan dijadikan sebagai kawasan tax haven.

Meskipun belum dipastikan, namun Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Batam memiliki potensi untuk itu.

Kini, Bank Indonesia, Kemenko Perekonomian, Kemenko Kemaritiman dan Sumber Daya, Kementerian Pariwisata, BP Batam, hingga pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan bersinergi untuk membangun kawasan ini. Ditergetkan, Batam akan mampu bersaing dengan Singapura sebagai pusat kegiatan ekonomi di Asia, bahkan dunia.

“Kalau kita lihat Batam, hasil studi kami sebenarnya punya potensi yang hesar. Saya waktu menjabat di tahun 2000-2001, saya mengatakan bahwa Batam ini harus menjadi lokomotif perekonomian nasional. Menjadi lokomotif ekonomi itu tidak bisa hanya selogan saja. Memang ini harus (ada kebijakan) terintegrasi,” jelas Luhut.

Mb/Okezone

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *