Para Seniman Telanjang Bikin London Gempar

Metrobatam, London – “Terpana, terpaku, tertegun dalam diam,” itulah reaksi penonton terhadap penampilan karya seni oleh Neo Naturists di Royal Opera House yang megah di London.

Seniman Wilma Johnson, salah satu pendiri kelompok Neo Naturists, mengungkapkan hal itu kepada BBC. Penampilan tim pembangkit semangat biasa, dengan para pemandu sorak, pom-pom, yang telanjang dibalut lukisan tubuh, membuat penonton tertegun.

Kelompok seni pertunjukan itu diundang untuk tampil dalam acara pengumpulan dana oleh penari balet dan koreografer Michael Clark. Reaksi penonton itu adalah kenangan yang paling mengesankan Johnson dari masa tersebut.

“Saat saya masih kecil, saya keluar dari sekolah balet karena terlalu canggung dan tak anggun,” katanya kepada BBC Culture, “maka bisa membuat Royal Opera House terpana dalam diam adalah hal yang luar biasa.”

Bacaan Lainnya

Neo Naturists membuka jalan yang telanjang terhadap gangguan, konfrontasi, kekacauan dan kebingungan di dunia seni bawah tanah London pada 1980-an. Mereka menghadirkan penampilan telanjang mereka di depan penonton yang keheranan di kelab, galeri, dan berbagai pose publik lainnya.

Mereka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya dan melangsungkan aksi secara gerilya.

Liar, non-konformis, dan provokatif, kelompok ini awalnya terlupakan. Namun, kemudian jadi diingat lagi, dan telah membuat retrospektif karya di galeri Studio Voltaire di London.

Pameran tersebut menggabungkan film dan fotografi, selain juga penampilan langsung__meski kali ini tidak sepenuhnya telanjang.

Sebenarnya, penampilan kelompok ini adalah hal yang lucu dan sureal. Christine Binnie, bersama saudarinya, Jennifer dan Wilma Johnson, mendirikan kelompok tersebut, dan mengingat menampilkan pertunjukan ‘nelayan dan putri duyung’ di luar gedung Centrepoint yang penting di London tengah.

Penampilan tersebut mendapat banyak perhatian, dia mengenang, termasuk dari polisi. “Kami berbincang selama 10 menit dengan polisi, tapi pada akhirnya dia tidak menahan kami, hanya mengatakan agar kami memakai mantel.”

Sebuah hukum dari era Victoria masih berlaku di Inggris – tak hanya pria, tapi juga wanita, yang dilarang untuk telanjang di depan umum. Tiga perempuan tersebut bekerja sama dengan dan merupakan bagian dari kelompok sosial yang besar dan kreatif di London.

Beberapa dari mereka mencapai tingkat kesuksessan tertentu – termasuk Michael Clark, seniman Grayson Perry, penyanyi Boy George, and pembuat film Derek Jarman dan John Maybury.

Flamboyan mungkin adalah kata yang terlalu sederhana untuk menggambarkan kumpulan seniman, mahasiswa kesenian, pengunjung klab, penampil dan drag queen yang menjadi pendiri gerakan Romantik Baru, dan kadang dikenal sebagai anak-anak Blitz.

Seperti kata Jennifer Binnie, “Kami adalah bagian dari lingkungan yang sebagian besar gay dan keterbukaan lingkungan tersebut memungkinkan kami melakukan apa yang kami lakukan. Ini adalah ekspresi femininitas kami.”

Dengan hanya berbalut cat tubuh, tiga perempuan ini menemukan cara untuk tetap menjaga dan menjadi lebih mengejutkan, berlebihan, berani dan radikal.

Grayson Perry adalah seorang kolaborator kunci pada masa itu, dan bahkan ikut dalam banyak penampilan mereka. Dia menyebut Neo Naturists sebagai “bohemia sejati”.(mb/kompas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *