Salat Jumat di Jalan Saat Demo 2 Desember, Ini Kata Tokoh Agama hingga Politisi

AKSI 4 NOVEMBER

Metrobatam, Jakarta – Tokoh agama, politisi hingga polisi menyoroti rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang akan menunaikan salat Jumat di jalanan saat demonstrasi 2 Desember. Mereka mengimbau ibadah itu dilakukan di masjid sehingga tidak mengganggu ketertiban umum.

GNPF MUI memastikan akan tetap menggelar salat Jumat di jalan protokol Sudirman-Thamrin. “Ini sudah zaman merdeka. Alhamdulillah persiapan sedang ditingkatkan karena insya Allah massa dua kali lipat dari kemarin,” kata perwakilan GNPF MUI yang juga Sekjen Front Pembela Islam (FPI) Novel Bamukmin yang menjamin demo berlangsung damai.

Atas rencana itu, sejumlah tokoh agama, politisi dan polisi mengimbau agar niat tersebut diurungkan. Mereka mengimbau agar ibadah salat Jumat dilakukan di masjid, bukan di jalanan. Salat Jumat di jalanan akan mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu. Berikut pendapat beberapa tokoh:

Din Syamsudin
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin meminta salat Jumat tetap dilakukan di masjid untuk menjaga ketertiban umum. “Tunaikanlah salat Jumat di masjid-masjid. kalau penuh kan ada halamannya, tidak perlu di Jalan Sudirman dan Thamrin, itu akan mengganggu ketertiban umum,” seru Din.

Bacaan Lainnya

Din menegaskan, mengganggu ketertiban di masyarakat bukan bagian dari ajaran Islam. Mantan Ketua PP Muahammadiyah ini meminta massa untuk mengurungkan rencana tersebut.”Saya kira agama apapun tidak membenarkan kita menciptakan membuat situasi yang menggangu orang banyak. Kalau mau demo 2 Desember lakukanlah seperti 4 November kemarin, salat jumat dulu,” tegasnya.

KH Abdul Moqsith Ghazali
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali menilai hukum ibadahnya masuk dalam kategori makruh hingga tidak sah. “Ini Pandangan Fiqih PBNU Soal Shalat Jumat di Jalanan.”

Menurutnya, berdasarkan aktivitas ibadah Jumat pada masa Rasulullah SAW selalu diselenggarakan di masjid. Moqsith menyebut hukum kegiatan ibadah salat Jumat di luar masjid adalah makruh.

“Kemudian hal ini diperselisihkan oleh para ulama. Madzhab Maliki mewajibkan salat Jumat di dalam masjid. Tetapi kita tahu ada madzhab lain seperti Madzhab Syafi’i dan Madzhab Hanafi yang membolehkan shalat Jumat tidak di dalam masjid,” kata Moqsith.

Dirinya menjelaskan, Madzhab Syafi’i di dalam kitab Al-Majemuk karya Imam An-Nawawi menegaskan pelaksanan salat Jumat harus dilakukan di dalam sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dan bahan-bahan material lainnya. Atas ulasan itu, maka pelaksanaan salat Jumat di jalanan dianggap tidak sah dan wajib diulang dengan salat Zuhur.

KH Mustofa Bisri
Menanggapi rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang akan melakukan aksi salat Jumat di jalan protokol Jakarta pada Jumat 2 Desember 2016, Gus Mus berharap aksi itu tidak dilakukan. “Aku dengar kabar di Ibu Kota akan ada Jumat-an di jalan raya. Mudah-mudahan tidak benar,” cuit Gus Mus lewat akun Twitter-nya.

“Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada bid’ah sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran,” sambung mantan Rois Syuriah Nahdhlatul Ulama (NU) ini.

Gus Mus mempertanyakan apa dalil Alquran dan hadisnya melakukan salat Jumat di jalanan. Dia juga mempertanyakan apakah Rasullullah SAW, para sahabat dan tabi’in pernah melakukan atau membolehkan salat Jumat di jalan raya. “Kalau benar, apakah salat tahiyyatal masjid diganti salat tahiyyatat thariq atau tahiyyatasy syari?” ucapnya.

Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto meminta agar suasana negara tetap damai dan kondusif menyusul rencana demonstrasi 2 Desember. “Yang penting bagi kita adalah semua pihak menjaga suasana yang damai yang rukun,” kata Prabowo.

Menurut dia, semua permasalahan dapat diselesaian secara kekeluargaan. “Kita harus ingat bahwa kita ini negara yang besar dan tentunya kita berharap bahwa semua masalah bisa kita selesaikan dengan kekeluargaan,” sambung mantan Danjen Kopassus itu.

Ketua MPR Zulkifli Hasan
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan meminta massa untuk salat di masjid, bukan di jalan. “Itu saya mengimbau, demo itu hak, dijamin konstitusi, tapi sebagai ketua MPR saya mengimbau untuk tanggal 2 (Desember) itu salat Jumat ya di masjid. Bayangkan kalau ada masjid masa kita salat Jumat di jalan,” ujar Zulkifli.

Zulkifli juga meminta masyarakat agar menahan diri untuk turun kembali ke jalan. Ia berharap masyarakat bisa mempercayakan permasalahan hukum tersangka kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke aparat penegak hukum.

“Jadi saya begini, aksi tanggal 2 (Desember) itu, unjuk rasa itu hak dijamin undang-undang. Tapi sebagai ketua MPR saya mengimbau, kita berikan kesempatan pada penegak hukum untuk meyelesaikan ini. Itu menurut saya,” tambahnya.

Kapolda Irjen (Pol) M Iriawan
Polda Metro Jaya tidak melarang masyarakat untuk berunjuk rasa asalkan tidak dilakukan di jalan raya yang dapat mengganggu ketertiban umum. Penyampaian pendapat di muka umum sebaiknya dilakukan di tempat-tempat yang sudah disediakan seperti di Monas.

“Itu (salat Jumat di Sudirman-Thamrin) yang tidak diperbolehkan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku. Karena mengganggu ketertiban umum, mengganggu aktivitas masyarakat lain,” tegasnya.(mb/detik)

Pos terkait