Kejar Gaya Hidup Mewah, Pelajar SMA di Mojokerto Banyak Terkena AIDS

Students of Social Work Department painted their faces to spread awareness about HIV/AIDS during a campaign to mark World AIDS Day, at Panjab University in Chandigarh on Friday, November 29 2013. Express photo by Sumit Malhotra

Metrobatam, Mojokerto – Kalangan pelajar SMA di Kabupaten Mojokerta banyak yang mengidap AIDS. Tingginya jumlah pelajar yang terkena virus mematikan ini diduga karena perilaku seksual yang dilakukan para remaja di kota ini yang tidak segan-segan menjajakan dirinya untuk memenuhi gaya hidup mewah.

“Ini yang membuat kami miris, banyak pelajar yang sekarang terinfeksi. Bahkan tahun ini prosentasenya naik mencapai 25 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto, Christina Indah Wahyu, Kamis (01/12).

Selain karena didorong olej keinginan bergaya hidup mewah, juga dikarenakan menjamurnya tempat-tempat kos mesum. “Ditambah lagi dengan menjamurnya kos-kosan di wilayah Kota Mojokerto. Terbukti dari hasil razia kos-kosan yang dilakukan Satpol PP ditemukan dua remaja yang positif terkena HIV,” ujarnya.

Hingga awal Desember 2016 ini, jumlahnya keseluruhan penderita HIV mencapai 674 kasus. “Awal Desember 2016 jumlahnya total mencapai 674. Tahun ini naik dari tahun lalu. Kalau tahun lalu ada 79 kasus yang kita temukan, sekarang ada 127 kasus,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Dari jumlah tersebut mayoritas mereka yang terjangkit virus mematikan ini bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Namun, ada juga sebagian besar diantaranya merupakan ibu rumah tangga. “Untuk penderiya HIV rata-rata masih berusia produktif. Yakni antara 25 hingga 49 tahun,” jelasnya.

Ibu Rumah Tangga
Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek memperingati Hari AIDS Sedunia di Surabaya, Jawa Timur, yang menjadi salah satu kota dengan penularan virus peruntuh kekebalan tubuh manusia (HIV) tertinggi di Indonesia. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan penemuan kasus HIV yang tinggi bersama dengan provinsi DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Menkes mengatakan, pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, karena sejak 2005 sampai dengan Desember 2015 telah dilaporkan 191.073 orang terinfeksi HIV di Indonesia. Sehingga persoalan tersebut perlu menjadi perhatian banyak pihak.

Dia mengatakan, faktor risiko penularan HIV terbanyak adalah melalui hubungan seks yang berisiko pada heteroseksual sebanyak 66 persen, penggunaan jarum suntik tidak steril 11 persen, lelaki seks dengan lelaki tiga persen serta penularan dari ibu ke anak tiga persen.

Sementara, jumlah kasus AIDS di Indonesia yang dilaporkan tertinggi adalah pada ibu rumah tangga sebanyak 10.626 kasus, tenaga nonprofesional/karyawan 9.603 kasus, wiraswasta 9.439 kasus, petani/peternak/nelayan 3.674 kasus, buruh kasar 3.191 kasus, penjaja seks 2.578 kasus, PNS 1.819 kasus dan anak sekolah/ mahasiswa 1.764 kasus.

“Data-data yang didapat tersebut di atas mendasari dalam strategi pencegahan dan pengendalian HIV AIDS yaitu dengan pendekatan yang berfokus dalam keluarga dan masyarakat,” kata Nila, seperti dikutip dari KRjogja.com, Kamis (1/12/2016).

Nila menambahkan, pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS harus dilakukan bersama sama oleh pemerintah bersama dengan seluruh lapisan masyarakat untuk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan.

Belasan PSK Positif AIDS
Sementara itu sedikitnya 13 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang biasa mangkal di Kompleks Objek Wisata Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah (Jateng) positif terjangkit AIDS. Para wanita yang sebagian besar bekerja di tempat karaoke ini diketahui berasal dari luar Sragen dan langsung dipulangkan ke daerah asal.

Temuan kasus AIDS ini terungkap dari hasil pemeriksaan Voluntary Conseling and Testing (VCT) yang dilakukan Tim Komisi Pendanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sragen bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat beberapa waktu lalu. Tes diikuti 123 wanita yang bekerja di kompleks Gunung Kemukus dengan cara mengampil sampel darah.

Kepala Desa Pendem, Hardiana mengatakan, baru saja menerima tembusan hasil tes VCT dan diketahui 13 orang positif AIDS. “Hasil tes yang dilakukan beberapa waktu lalu sudah diketahui. Dari total 123 wanita yang dites, 13 dinyatakan positif AIDS. Mereka langsung dipulangkan ke daerah asal,” ujarnya, seperti dikutip dari KRjogja, Kamis (1/12).

Menurut Hardiana, tes VCT dilakukan untuk semua pekerja yang mencari rejeki di Gunung Kemukus. Mereka rata-rata bekerja di tempat karaoke ilegal yang banyak tersebar di Kemukus. Saat ini, total terdapat 61 tempat karaoke di Kemukus. Ironisnya para wanita yang bekerja di tempat tersebut hampir semuanya berasal dari luar daerah.

“Mereka yang positip tertular AIDS langsung dipulangkan ke daerah asal. Pemulangan dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) dengan diantarkan sampai ke rumah masing-masing,” ujar dia. (detik/okezone)

Pos terkait