Pasca 411 dan 212, 160 Pengusaha China Datangi Indonesia Untuk Melihat Situasi

Metrobatam.com Jakarta – 130 pengusaha China mengunjungi Indonesia untuk memastikan Indonesia aman. Mereka juga akan bertemu dengan beberapa pengusaha di Jakarta pada 6-8 Desember 2016.

Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Soegeng Rahardjo yang mendampingi para pengusaha itu, kepada Antara di Beijing, Rabu, mengatakan sejumlah pengusaha Tiongkok sempat mengkhawatirkan situasi di Jakarta menyusul unjuk rasa 4 November dan 2 Desember 2016.

Saat unjuk rasa terjadi pada 4 November silam, banyak berita negatif beredar di media sosial China.

“Bahkan saat pertemuan bisnis yang digagas KBRI Beijing bekerja sama dengan China Top 500 Foreign Trade Enterprises Club, pekan lalu, sejumlah pengusaha Tiongkok, juga menyampaikan kekhawatiran dan mempertanyakan jaminan pemerintah,” kata Soegeng.

Bacaan Lainnya

Perwakilan RI di Tiongkok sendiri telah memberikan gambaran rinci tentang situasi di Indonesia, khususnya Jakarta, dalam berbagai kesempatan.

“Ini tidak mudah, Pemerintah Indonesia juga harus komitmen untuk mengurangi risiko politik guna makin menarik investor dari luar, termasuk China” kata Soegeng.

Ke-130 pengusaha itu berasal dari 68 perusahaan di Provinsi Zhejiang yang bergerak pada bidang usaha konstruksi, kelistrikan, infrastruktur, tekstil, kimia, peternakan, mesin, dan pariwisata.

Selain mereka, 30 pengusaha dari Guangdong, Fujian dan Jiangsu juga akan menghadiri ASEAN-China Bussines Council pada 8-11 Desember 2016. Mereka semua bergerak pada bidang usaha kosmetik dan kimia.

Data BKPM menunjukkan realisasi investasi Tiongkok sepanjang semester I/2016 mencapai 1,01 miliar dolar AS, terdiri atas 519 proyek investasi. Realisasi ini sudah melebihi total realisasi investasi China pada 2015 senilai 628,3 juta dolar AS.

Beberapa realisasi investasi besar dari China di Indonesia adalah PT Sulawesi Mining Investment yang mendirikan pabrik pengilangan/smelter nikel di Morowali, FT Virtue Dragon Nickel Industry pada pengolahan feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dan pabrik semen Anhui Conch di Papua. (MB/Antara)

Pos terkait