Pasca Gempa, Aceh Tetapkan Status Tanggap Darurat

Metrobatam, Pidie Jaya – Pascagempa 6,5 skala Richter (SR) yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, status kawasan tersebut kini ditetapkan menjadi tanggap darurat daerah.

“Kondisi saat ini menerapkan tanggap darurat oleh pemerintah daerah setempat. Meski belum atau sudah ditetapkan pasti tanggap darurat,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, saat menggelar jumpa pers di Graha BNPB Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/12).

Sehingga dalam kurun waktu 7 sampai 14 hari ke depan akan ditetapkan status tanggap darurat. Ke depannya akan dilakukan evaluasi untuk menentukan penambahan waktu atau tidak.

Sutopo memberitahukan, banyaknya jumlah korban yang meninggal dunia dan luka-luka, bukan disebabkan oleh gempa itu sendiri, melainkan dari dampak gempa yang menyebabkan runtuhnya bangunan warga.

Bacaan Lainnya

Oleh sebab itu, korban jiwa dan kerusakan dari gempa 6,5 SR yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, diperkirakan akan terus bertambah karena diduga masih banyak warga yang tertimbun bangunan.

Perkembangan terakhir untuk korban jiwa yang meninggal dunia sampai luka-luka dari gempa yang mengguncang Aceh mencapai 92 orang, 73 luka berat, dan 200 luka ringan.

“Sampai pukul 13.10 WIB total korban 92 orang meninggal, 73 luka berat, 200 luka ringan, 105 ruko roboh, 125 rumah roboh, dan 14 masjid rusak, serta 1 RSUD Pidie rusak berat, bahkan 1 sekolah rusak berat,” jelasnya.

Menurutnya, untuk saat ini pencsrian korban difokuskan untuk mencari korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. “Operasi utama sekarang dari relawan gabungan BPBD, BNPB, TNI dan Polri akan fokus mencari korban,” tambah Sutopo.

Hal tersebut dilakukan mengingat korban jiwa dan kerusakan dari gempa tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena diduga masih banyak warga yang tertimbun didalam bangunan yang runtuh. “Diperkirakan korban bertambah mengingat masih ada warga yang tertimbun bangunan roboh,” ujarnya.

Risma Kirim Bantuan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung memerintahkan asisten IV untuk melakukan koordinasi penggalangan bantuan untuk gempa di Aceh. Dia juga berencana akan mengirim tenaga medis tapi harus dirapatkan terlebih dahulu.

“Sejak mendengar kabar gempa di Aceh serta terjadinya gempa susulan, Bu Wali langsung perintahkan koordinasi penggalan dana dan bantuan ke Aceh dipimpin Pak Eko (Eko Haryanto) Asisten IV,” kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikse, Rabu (7/12).

Bantuan yang akan segera dikirim dalam bentuk uang tunai ke BPBD atau ke Pemda Aceh. “Pertimbangannya kalau dalam bentuk barang akan membutuhkan waktu yang lama, kalau uang biasanya Bu Wali akan telepon langsung ke Bupati, Wali Kota atau Gubernur setempat jika kirim bantuan uang untuk membeli kebutuhan yang mendesak,” ujarnya.

Untuk nilai bantuan uang kata Fikser saat ini masih dikumpulkan secara swadaya di seluruh SKPD selain uang bantuan bencana daerah. “Kalau terkait pengiriman tenaga medis yang paling dibutuhkan, saat ini masih dipertimbangkan dan saat rapat koordinasi bantuan terus digelar,” pungkas Fikser.(mb/okezone)

Pos terkait