Soal Mutu Pendidikan Tinggi, JK: Ujiannya Kayak Eceran

BIODATA Nama: Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla Lahir: Watampone, 15 Februari 1940 Istri : Ny. Mufidah Jusuf Kalla Anak : 1. Muchlisa Jusuf Kalla 2. Muswirah Jusuf Kalla 3. Imelda Jusuf Kalla 4. Solichin Jusuf Kalla 5. Chaerani Jusuf Kalla Pendidikan: - Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanudin Makasar, 1967 - The European Institute of Business Administration, Perancis, 1977 Riwayat Pekerjaan : -2004 - 2009 : Wakil Presiden RI -2001 - 2004 : Menko Kesra RI -1999 - 2000 : Mentri Perindustrian dan Perdagangan -1968 - 2001 : Direktur Utama NV. Hadji Kalla -1969 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Karsa -1988 - 2001 : Direktur Utama PT. Bukaka Teknik Utama -1988 - 2001 : Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama -1993 - 2001 : Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa -1995 - 2001 : Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel Internasional Riwayat Organisasi : -2004 - 2009: Ketua umum Partai Golkar -2000 - sekarang: Anggota Dewan Penasehat ISEI Pusat -1985 - 1998 : Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan -1994 - sekarang : Ketua Harian Yayasan Islamic Center Al Markaz -1992 - sekarang : Ketua IKA - UNHAS -1988 - 2001 : Anggota MPR RI Litbang FAJAR

Metrobatam, Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut ada masalah dalam kultur pendidikan di Indonesia. Menurut JK, Indonesia masih perlu banyak perbaikan pada sistem pendidikan khususnya di perguruan tinggi.

“Jadi kita ada masalah di kultur pendidikan,” ujar JK dalam sambutannya pada program ‘Visiting World Class Professor’ di Kementerian Riset dan Dikti di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (19/12).

Salah satunya soal disiplin belajar mengajar dan pelaksanaan riset. Tidak hanya itu, JK juga menyinggung soal mutu pendidikan di Indonesia yang masih tertinggal dengan negara-negara lain.

“Artinya adalah apabila kita tidak ikuti teknologi kita akan ketinggalan atau hanya membeli teknologi, maka kita akan mengikuti jejak orang kita tidak pernah nomor satu, sama dengan bola. runner up saja,” kata JK.

Bacaan Lainnya

“Tapi kadangkala masalahnya kadangkala kita tidak menjaga mutu. Pada saat dulu kita butuh insinyur banyak, dihasilkan banyak yang penting dapat gelar ‘Ir’. Ujiannya kayak eceran,” sambung JK.

JK menyebut ada dua kunci dalam peningkatan mutu pendidikan, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk meningkatkan keduanya, pemerintah telah memberikan anggaran yang sangat besar dalam APBN sebesar 20 persen.

JK meminta tidak ada lagi saling menyalahkan dalam turunya mutu pendidikan di Indonesia. JK mengatakan, mutu pendidikan di Indonesia juga harus menggunakan standard seperti halnya Ujian Nasional (UN).

“Antara lain ya ini yang hangat Ujian Nasional supaya ada standardnya negeri ini. Kalau masing-masing senenaknya saja, apa standarnya tamatan SMA, apa standarnya tamatan SMP,” jelasnya.

Selanjutnya, JK meminta kepada para dosen dan guru besar untuk tidak selalu membandingkan gaji di Indonesia dengan luar negeri. Menurutnya, pengabdian mengajar tidak dibatasi dengan besaran materi.

“Di sinilah hebatnya bagaimana mengabdi dengan gaji tidak terlalu tinggi. Tapi pengabdian tidak dibatasi materi, tetapi kekuatan kebanggan tapi yang penting amal jariyah. Itu lebih hebat,” ujarnya.(mb/detik)

Pos terkait