5 Peserta Diksar Mapala UII Masih Dirawat di RS, Panitia Dilarang ke Luar Kota

Kerabat korban meningggal ÒThe Great CampingÓ pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Ilham Nurfadmi Listia Adi asal Lombok di rumah duka Rumah Sakit Bethesda, DI Yogyakarta, Selasa (24/1). Tiga mahasiswa UII yaitu Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), Muhammad Fadhli (19), dan Syaits Asyam (19) meninggal dunia setelah mengikuti diksar Mapala UII di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah pada 13-20 Januari 2017. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pd/17.

Metrobatam, Yogyakarta – Tiga mahasiswa peserta Diksar The Great Camping (TGC) Mapala Unisi UII meninggal dunia. Selain itu, masih ada 5 orang yang sedang dirawat di rumah sakit.

“Lima orang dirawat intensif,” ujar Rektor UII Harsoyo, Yogyakarta, Rabu (25/1).

Namun Harsoyo tidak menjelaskan secara detail mengenai kondisi dan di mana lima mahasiswa tersebut dirawat.

Kelimanya dirawat setelah menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya di Jogja International Hospital (JIH) pada Selasa (23/1). Selain lima mahasiswa itu, ada 27 orang lainnya yang juga diperiksa di sana. Sedangkan dua mahasiswa dilaporkan sudah tidak berada di Yogyakarta karena pulang ke daerah asalnya.

Bacaan Lainnya

Sebagai informasi, pemeriksaan pertama dilakukan pada Sabtu (21/1). Selain pemeriksaan kesehatan, Harsoyo menjelaskan pihak UII juga melakukan pendampingan untuk pihak keluarga.

Harsoyo mengakui ada kekerasan terhadap peserta oleh panitia. Namun tim internal UII yang tengah bekerja mengumpulkan informasi dari para peserta ini belum bersedia membeberkannya. Tim bekerja cepat selama lebih kurang satu minggu. “Memang ada kekerasan,” katanya.

Atas kejadia itu, UII melarang para panitia The Great Camping (TGC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu Lereng Selatan keluar Yogyakarta. Hal itu untuk mempermudah penyelidikan.

“Saat ini kita dampingi (para panitia) tidak bolehkan keluar dari Yogya, sehingga dengan mudah dihubungi apabila harus dimintai keterangan oleh misalnya kepolisian,”kata wakil Rektor 1 Ilya Maharika saat memberikan keterangn pers di kampus UII Yogyakarta, Selasa (24/1).

Menurut dia, pendampingan pada para panitia karena yang bersangkutan merupakan mahasiswa UII dan pihaknya berkewajiban memberikan pendampinan psikologis.

“Bukan berarti menyembukikan fakta. Kita pada prinsipnya adalah untuk mengungkap yang benar terungkap benar, yang memang salah, terungkap salah sehingga ada tindakan selanjutnya,”bebernya.

Sementara rektor UII Harsoyo membahkan, tidak ada pihak luar yang terlibat sebagai panitia acara. “Tidak ada keterlibatan pihak luar, yang kami ketahui semua anggotanya mapala sendiri, itu yang kami ketahui,” tegasnya.

(mb/okezone)

Pos terkait