Empat Bank Raksasa Indonesia Satukan Sistem Uang Elektronik

Metrobatam, Jakarta – Sebanyak empat bank raksasa nasional berencana melebur sistem pembayaran non tunai (cashless) melalui uang elektronik ke dalam satu jaringan bersama dalam waktu dekat. Keempat bank tersebut antara lain, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kerja sama tersebut merupakan implementasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang interkonektivitas dan interoperabilitas dalam rangka National Payment Gateway (NPG) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI).

“Kami sudah tanda tangan MoU di depan Gubernur BI. Nanti empat bank buku IV diminta untuk memelopori platform untuk e-money. Kami sudah mulai sebenarnya, Mandiri, BNI, BRI, BCA. Nanti diharapkan platform yang dibangun empat bank ini bisa lebih seragam sehingga single sistem,” ujar Kartika, Senin (23/1) malam.

Seperti diketahui empat bank tersebut merupakan pemain besar dalam bisnis uang elektronik. Berdasarkan data bank sentral, keempat bank tersebut telah menguasai sebesar 75 persen pangsa pasar kartu debit dan kredit di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Adapun untuk produk uang elektronik tersebut yakni e-money milik Bank Mandiri, Tapcash BNI, Brizzi BRI, serta Flazz BCA.

Ia menjelaskan, nantinya dengan penggabungan sistem, keempat bank tersebut bisa saling memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun sebelumnya oleh bank pelopor. Sebagai contoh, nantinya Bank Mandiri akan mempersilakan kartu Flazz BCA bisa digunakan di Gerbang Tol Otomatis (GTO) yang saat ini pengelolaannya dipegang oleh Bank Mandiri.

Begitu pula sebaliknya dengan layanan pembayaran parkir non tunai (Secure Parking) yang selama ini didominasi oleh Flazz BCA. Kartu uang elektronik yang diterbitkan ketiga bank BUMN tersebut nantinya akan bisa digunakan untuk membayar parkir di platform yang dibangun oleh BCA.

“Bank lain kalau mau nerbitin kartu silakan. Mereka tinggal issue saja, nanti platform nya pakai empat bank besar ini. Cuma nanti ada transaction fee-nya lah, karena kami yang bangun capital expenditure-nya,” ujar Ketua Umum Perbanas itu.

Ia menargetkan penggabungan sistem tersebut bisa tuntas dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Saat ini masing-masing perseroan tengah mengkaji manfaat komersial yang ditimbulkan dari kerja sama tersebut.

Yang pasti menurutnya, kerja sama tersebut harus saling menguntungkan. Ia berharap dari kerja sama ini, Bank Mandiri bisa menggenjot perolehan pendapatan berbasis komisi (fee based income).

“Itu bisa satu dua bulan ke depan. Kami harapkan ada skema komersialnya dulu, karena masing-masing bank kan ada investasinya. Bagaimana pun juga bank yang investasi duluan bisa mendapatkan pengembalian investasi,” jelasnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait