Gabung ISIS, Pejabat Kemenkeu Ini Mundur Tahun 2016

Metrobatam, Jakarta – Mantan pejabat kementerian keuangan yang bergabung dengan kelompok teror ISIS telah mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sejak Agustus 2016. Mantan pejabat ini dideportasi dari Turki bersama istri dan tiga anaknya, empat hari setelah 17 warga Indonesia lain dipulangkan karena dugaan serupa.

“Yang bersangkutan mengajukan pengunduran diri sebagai PNS Kemenkeu dengan alasan mengurus pesantren anak yatim di Bogor. Sejak saat itu tidak dapat dihubungi,” kata kepala biro komunikasi dan layanan informasi Nufransa Wira Sakti dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (27/1).

Nufransa mengatakan sejak diberhentikan sebagai PNS atas permintaan sendiri, kemenkeu tak lagi terkait dengan kegiatan yang bersangkutan.

“Sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan dan tak akan diberikan bantuan hukum,” kata Nufransa.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan informasi yang diperoleh CNNIndonesia.com, mantan pejabat itu bernama Triyono Utomo dengan pangkat terakhir IIIC. Triyono ini calon Kepala Sub Bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Sumber Daya Alam di Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu.

Laporan Channel News Asia, Kamis (26/1) menyebutkan Triyono menempuh pendidikan di sekolah-sekolah ternama Indonesia dan mendapatkan gelar Master Kebijakan Publik dari Flinders University di Adelaide, Australia.

Triyono menjual rumahnya di Jakarta Utara untuk ongkos ke Suriah karena ingin hidup di bawah kekhalifahan ISIS. Dia mengajak istri, dan tiga anaknya yang masih di bawah umur, masing-masing berusia 12, tujuh dan tiga tahun.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan keluarga tersebut meninggalkan Indonesia pada 15 Agustus 2016 melalui Thailand untuk menghindari kecurigaan aparat.

Setelah sampai di Thailand, kelimanya bergabung dengan seseorang berinisial AY. Dari Thailand mereka menuju Turki dan sempat menginap di Taksim Square Istanbul selama seminggu dan di Apartemen Asenyut Istanbul selama dua minggu.

Setelah itu, mereka dijemput oleh seseorang berinisial AJ alias Aji dan dibawa ke sebuah penampungan. Di sana, mereka bertemu dengan sejumlah sosok yang berinisial UU, AM, AL alias Nasir, N, serta UA dan tinggal selama tiga bulan.

Akhirnya mereka ditangkap tentara Turki bersama 20 orang lainnya pada 16 Januari silam dan sempat dipenjara sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia.

“Mereka dipulangkan ke Indonesia dengan rute penerbangan dari Istanbul menuju Denpasar, Bali,” tutur Rikwanto.

Sepanjang 2016, pihak kepolisian memperkirakan ada sebanyak 600 WNI yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan kelompok teroris yang terkait dengan al-Qaidah, Jabhat al-Nusra.

(mb/cnn indonesia)

Pos terkait