Jokowi Ingin Samakan Harga Semen di Papua dan Jawa Rp 70.000

Metrobatam, Jakarta – Setelah memangkas harga bahan bakar minyak (BBM), masih ada satu lagi target Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tanah Papua yaitu memangkas harga semen. Sama seperti BBM, Jokowi ingin harga semen di Papua sama seperti di Jawa.

Pernyataan ini disampaikan Jokowi di peringatan HUT PDI-Perjuangan ke-44 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/1).

“Semen di Pulau Jawa harganya Rp 70 ribu, tapi di Papua, terutama di Kabupaten Puncak, di pegunungan, Wamena, Rp 800 ribu-Rp 2,5 juta ,” ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, upaya memangkas harga semen di Papua agar sama seperti di Jawa merupakan pekerjaan rumah alias PR pemerintah yang harus diselesaikan.

Bacaan Lainnya

“Kita masih punya PR yang saya sampaikan, masalah semen. Kita akan terus agar harga nantinya juga sama dengan harga semen di Pulau Jawa,” tambah Jokowi.

Selain itu, Jokowi menyampaikan, upaya pemerintah menyamakan harga BBM hingga nantinya semen di Papua dengan Jawa jangan dilihat hanya sebatas masalah harga. Tapi, ini menerapkan pemerataan bagi masyarakat.

“Ini bukan masalah harga, ini adalah masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Jokowi.

Kesenjangan Kaya Miskin
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan, tantangan terberat perekonomian untuk sekarang adalah terkait dengan kesenjangan yang terjadi antara orang kaya dan miskin. Bila ini tidak bisa diselesaikan, maka akan terasa percuma ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi.

“Tantangan terberat adalah kesenjangan, antara kaya dan miskin, kemudian antar wilayah itu juga adalah tantangan berat,” ujarnya.

Pada 2014, angka gini rasio mencapai level 0,41. Kemudian perlahan diturunkan menjadi 0,39 pada 2016. Jokowi menyebutkan realisasi tersebut walaupun sedikit masih lebih baik dibandingkan banyak negara lain.

“Dalam dua tahun menjadi 0,39. Beda sedikit tetapi turun, itu yang patut disyukuri. Tetapi dibandingkan dengan negara lain China, Filipina, dan Malaysia, angka kita lebih baik,” jelasnya.

Di samping itu, adalah tantangan untuk menurunkan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Data terakhir menyebutkan bahwa terjadi penurunan sebanyak 0,31%. “Meskipun turun sedikit ini adalah sebuah prestasi yang perlu disampaikan. Karena pada negara lain itu angkanya naik,” tegas Jokowi.

Jokowi mengusung ekonomi berbasis Pancasila dalam menjalankan program dan kegiatan. Ini artinya ekonomi tidak hanya mengacu pada sisi pertumbuhan, melainkan juga pemerataan ekonomi.

“Intinya adalah ekonomi yang berkeadilan, ekonomi yang ada pemerataannya. Karena percuma ekonomi tinggi apabila tidak merata dan dinikmati oleh segelintir orang. Oleh sebab itu kebjakan yang diambil membangun dari pinggiran pulau terdepan dan desa. Menurut saya itulah ekonomi Pancasila yang sekarang terus kita mulai agar kesenjangan dan pemerataan bisa tercapai,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait