Sekjen PDIP: Kami Tak Takut dan Siap Menghadapi Rizieq Syihab

Metrobatam, Jakarta – Imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Syihab berencana melaporkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ke polisi. Hal ini dipicu oleh pidato Megawati pada HUT ke-44 PDIP soal peramal masa depan.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tidak takut dan siap menghadapi pelaporan Rizieq Syihab. “Kami tidak takut dan kami siap berhadapan dengan Bapak Rizieq,” kata Hasto kepada wartawan, Selasa (17/1).

“Sekiranya Pak Rizieq ada yang tidak puas, sampaikan melalui jalur hukum, dan kami akan siapkan pembela hukum terbaik,” tambah Hasto.

Menurut dia, memang selama ini Rizieq selalu mencari celah untuk ‘menyerang’ Megawati dan PDIP. Kini Rizieq menemukan celah itu melalui pidato yang disampaikan oleh Megawati pada HUT PDIP ke-44 pada Selasa (10/1). Terkait pidato tersebut, Hasto menyerahkan penilaiannya kepada masyarakat. “Biar rakyat yang menilai pidato Ibu (Mega),” kata Hasto.

Bacaan Lainnya

Hasto menegaskan pidato tersebut disampaikan berangkat dari keprihatinan atas kondisi bangsa akhir-akhir ini. Pidato tersebut disampaikan demi kebaikan bangsa. “Ini (pidato) untuk kebaikan bangsa dan negara, tidak bermaksud melecehkan mana pun. Ini tanggung jawab ketua partai untuk menyampaikan kebenaran di atas kebenaran,” kata dia.

Seperti diketahui, saat memimpin aksi di Markas Besar Kepolisian RI kemarin, Habib Rizieq menyebut akan melaporkan Megawati atas pernyataannya soal peramal masa depan. Rizieq akan menggunakan rekaman video sebagai barang bukti.

“Ini ada bukti pidato Megawati. Kami siapkan. Ini yang bilang rukun iman percaya pada hari akhir hanya ramalan. Kalau Megawati tidak diproses, berarti tidak ada keadilan. Ada bukti, ada laporan, wajib diproses tidak? Wajib!” kata Rizieq di Mabes Polri, Senin (16/1).

Soal kalimat ‘peramal masa depan’ itu disinggung Mega dalam pidatonya pada acara HUT ke-44 PDIP. Saat itu Mega menyinggung soal ideologi tertutup yang muncul dari pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan hanya didasarkan pada kekuasaan totaliter. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.

“Tidak hanya itu, mereka benar-benar antikebinekaaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memposisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” begitu kata Mega.(mb/detik)

Pos terkait