Diminta Bersihkan Balai Kota dari Korupsi, Warga Hadiahi Ahok Sapu dan Pengki

Metrobatam, Jakarta – Beberapa warga DKI Jakarta yang tergabung dalam Solidaritas Merah Putih memberikan buket bunga kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tak hanya bunga, Ahok menerima pengki dan sapu.

Saat menerima pengki dan sapu itu Ahok sedikit terkejut namun tersenyum. “Terima kasih, terima kasih,” kata Ahok di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (14/2).

Saat menerima pengki dan sapu, Ahok lalu bertanya untuk tujuan apa benda-benda tersebut diberikan kepadanya. “Iya kami memberi Pak Ahok pengki dan sapu untuk membersihkan Jakarta dari korupsi, dari politik kotor, Pak,” kata Ketua Solidaritas Merah Putih, Silver Matutina.

Saat mendengar alasan tersebut Ahok mengangguk-angguk dan tersenyum. “Kami ingin Bapak menjaga Jakarta,” kata salah satu anggota lainnya.

Bacaan Lainnya

Setelah itu Ahok bersalaman dan mengucapkan terima kasih. “Amin, terima kasih,” kata Ahok singkat.

Setelah itu, Ahok berfoto bersama dengan warga lainnya. Banyak warga DKI yang datang sengaja untuk bertemu dan berfoto dengan Ahok di hari ketiganya aktif sebagai gubernur.

“Kami datang untuk lihat saja Pak Ahok dari dekat bagaimana, kami support,” kata salah satu warga, Rahmita (34).

Dalam kesempatan itu Ahok juga mengatakan belum akan merombak ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan kerja Pemprov DKI. Setelah perombakan yang dilakukan oleh eks Plt Gubernur DKI Sumarsono beberapa waktu lalu, Ahok mengatakan akan menilai terlebih dahulu sesuai indikator kinerja PNS.

“Nggak, belum, kan baru perubahan kemarin. Kan kita sudah skorkan (membuat skor), jadi nanti indikator kinerja PNS DKI terbaca, sudah jalan kan sekarang. Nah ini kan kita baru jadi,” katanya.

Saat ini sistem indikator tersebut masih berjalan sehingga belum akan dievaluasi. Ahok mengibaratkan seperti ujian atau ulangan, setelah ujian harus ada masa belajar selama satu semester kemudian dievaluasi dengan ujian lagi.

“Jadi kan kita evaluasi ya kayak kamu ulangan saja, ujian, masa baru ujian (lalu) ujian lagi, mesti ada semesteran dong. Semesteran, baru rapornya lulus apa nggak,” lanjutnya.

Meski begitu, Ahok belum memutuskan berapa lama proses ‘semesteran’ ini. Apabila membuat kesalahan besar, maka dalam waktu singkat akan dievaluasi. “Bisa 6 bulan bisa 3 bulan ya tergantung kalau buat salahnya besar,” tutupnya.(mb/detik)

Pos terkait