Kasus Sri Rabitah, BNP2TKI: Kita Sedang Verifikasi Bukti yang Kuat

Metrobatam, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan pihaknya tengah mencari bukti terhadap kejadian yang menimpa Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok Sri Rabitah. Sri yang pernah bekerja di Doha, Qatar harus kehilangan satu ginjalnya akibat ulah dari rekan majikannya.

“Kita pasti keberatan dengan tindakan yang dilakukan oleh majikan. Pasti (kita) akan melakukan protes. Kita sedang mencari verifikasi bukti yang kuat supaya protes kita itu valid dan didengar secara terhormat,” ujar Nusron kepada detikcom, Senin (27/2) malam.

Jika nanti telah menemukan sejumlah bukti-bukti atas tindakan kepada Sri, Nusron mengatakan, pihaknya akan melakukan tuntutan. BNP2TKI juga akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Tentunya kalau memang sudah ketemu bukti-bukti yang ada, kita akan melakukan tuntutan hukum sesuai Undang-Undang yang berlaku di sana. Tuntutanitu harus satu pintu berarti KBKRI di Doha, Qatar,” jelas Nusron.

Bacaan Lainnya

Proses pencarian dan verifikasi terhadap sejumlah bukti tengah dilakukan saat ini. Nantinya, BNP2TKI juga akan mengirim pengacara untuk Sri jika bukti telah terkumpul.

“Sejak kejadian diketahui kedutaan, kita langsung melakukan verifikasi data dan mengirim surat kepada pihak Kemenlu yang ada di sana (Doha) dan sedang klarifikasi terlebih dahulu. Setelah ketemu dan klarifikasi, kita akan mengirimkan pengacara untuk menuntut balik dan sebagainya. Itu ada tahap-tahapnya,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sri Rabitah harus hidup dengan satu ginjal. Hal itu baru diketahui dirinya begitu ia melakukan rontgen di RSUD Tanjung, Lombok Utara.

Sri sadar. Dirinya pernah dioperasi saat bekerja di Doha, Qatar. Namun dirinya tidak mengetahui jika operasi tersebut ternyata untuk mengangkat satu ginjalnya.

Keadaan Sri pun kini lemah. Ia merasakan nyeri di bagian pinggang kanan yang terus menerus. Ia berharap, kejadian tersebut tidak terulang kembali bagi para TKW di kemudian hari.

“Harapan saya semua ini dihentikan. Cukup. Biar saya jadi korban pertama dan terakhir,” ungkap Sri.(mb/detik)

Pos terkait