PLTGU Tanjung Uncang Perkuat Sistem Kelistrikan di Batam

Metrobatam.com, Batam – PT PLN Batam sebagai anak usaha PT PLN (Persero) diamanahkan untuk menjadi penyedia energi di Kota Batam dengan kapasitas pembangkit kurang lebih 383 MW dan beban puncak tertinggi 328 MW (November 2015), beban puncak menurun dari 2014 yang mencapai 339 MW.

Kapasitas pembangkit yang dimiliki menunjukkan bahwa ketersediaan pasokan listrik masih surplus meskipun belum dapat dikatakan melimpah. Untuk membuat sistem kelistrikan semakin kuat dan menarik daya saing ekonomi maka bright PLN Batam melakukan investasi pembangkit dengan membangun PLTGU Tanjung Uncang, ditambah PLTG Tanjung Uncang yang dimiliki Independent Power Produce (IPP).

“PT PLN Batam telah mempunyai rencana jangka panjang pembangunan infrstruktur kelistrikan di Batam hingga tahun 2024, salah satunya yang on going adalah PLTGU Tanjung Uncang. Pekerjaan yang dimulai tahun 2013 dan diresmikan oleh Wakil Menteri ESDM dan Gubernur Kepulauan Riau tersebut telah mencapai progres pekerjaan 85%. Selain PLTGU, di site tersebut juga dibangun pipa gas ruas 2 Pemping-Tanjung Uncang milik anak usaha PT PLN Batam yaitu PT Pelayanan Energi Batam (PEB) dan Universal Batam Energi (UBE) yang nantinya gas tersebut sebagai backbone sumber energi pembangkit PLTGU dan PLTG,tinggal menunggu gasnya mengalir ke Batam” ujar Sekretaris Perusahaan PLN Batam, Samsul Bahri, dalam keterangan tertulis, Jumat.(17/2/2017)

PLTGU Tanjung Uncang sendiri memiliki kapasitas pembangkit 2 x 42,5 MW Simple Cycle dan 42,5 MW Combine Cycle yang rencananya akan Commercial Operation Date (COD) pada Maret 2016. Sedangkan PLTG Tanjung Uncang 2 x 35 MW yang dibangun oleh PT Energi Listrik Batam, anak usaha Medco Energi, telah beroperasi dan menambah daya di sistem kelistrikan Batam.

Bacaan Lainnya

Penambahan pembangkit PLTGU & PLTG Tanjung Uncang dengan total kapasitas 190 MW diharapkan menjadikan sistem di Pulau Batam lebih andal dan dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Kepulauan Riau, utamanya Batam. Sistem Batam juga telah didistribusikan hingga ke Pulau Bintan melalui interkoneksi kabel bawah laut 150 Kv yang pada bulan Januari 2015 diresmikan oleh Gubernur Kepulauan Riau.

“Maka dari itu jika daya di Batam telah surplus dapat membantu kondisi kelistrikan di Pulau Bintan dan Tanjung Pinang yang saat ini sedang defisit,” kata Samsul.

Sejalan dengan program 35.000 MW yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), infrastruktur kelistrikan dipercepat agar menunjang perekonomian. Elektrifikasi ditingkatkan, di Batam sudah mencapai 97% meskipun untuk Kepulauan Riau sendiri baru mencapai 77%.

“Sejak tahun 2012 PLN Batam sudah tidak lagi menggunakan PLTD yang berbahan bakar solar. Sehingga PLTGU dan PLTG menjadi pembangkit andalan dalam melistriki kepulauan Batam,” pungkasnya.

Mb/Detik

 

Pos terkait