Refly: Bukan Kebablasan, Indonesia Masih Belajar Berdemokrasi

Metrobatam, Jakarta – Pakar hukum tata negara Refly Harun berpendapat sedikit berbeda dengan Presiden Joko Widodo yang menilai Indonesia tengah dalam kondisi demokrasi yang kebablasan. Menurutnya, Indonesia masih belajar hidup berdemokrasi.

“Saya kira yang lebih tepat bukan kebablasan. Yang lebih tepat, kita masih belajar berdemokrasi. Salah satu indikator demokrasi itu adalah menghargai perbedaan pendapat dan bagaimana membangun perbedaan pendapat yang konstruktif. Ini kita masih belajar,” kata Refly dalam perbincangan, Rabu (22/2) malam.

Dalam demokrasi, lanjutnya, kebebasan berpendapat harus dijunjung tinggi. Oleh karena itu, perbedaan pendapat mesti dihargai. Sebab, demokrasi berarti melindungi kebebasan berpendapat dan menghargai perbedaan.

“Kebebasan harus dijunjung tinggi. Kita boleh mengkritik sekeras-kerasnya pendapat orang tapi kita tidak boleh menyerang pribadinya. Yang dikritisi adalah gagasannya, harusnya (dalam kritik) ditunjukkan salahnya di mana,” ungkapnya.

Bacaan Lainnya

Refly berpendapat, pernyataan Presiden Jokowi tersebut keluar karena begitu mudahnya masyarakat marah. Ia memberi contoh bagaimana di media sosial orang dapat menghargai pendapat karena tidak menggunakannya dengan tanggung jawab.

“Siapapun yang berkuasa pada era ini akan menghadapi konsekuensi sepeti itu. Karena masyarakat mudah marah, menggunakan medsos tanpa tanggung jawab. Makiannya bisa sangat kasar,” ujarnya.

Sebagai sebuah solusi, Refly setuju dengan pernyataan Jokowi. Penegakan hukum harus dijalankan dengan menindak mereka yang melanggar aturan.

“Hukum harus ditegakkan dan kita sebagai orang yang terdidik harus belajar berdemokrasi secara beradab. Penegakan hukum harus diterapkan bagi yang melanggar. Jangan berikan toleransi kepada mereka yang melanggar,” ucap Refly.

“Ibaratnya, demokrasi Indonesia itu, kita dapat mainan, di mainan itu harus ada koridornya. Jadi semuanya ada aturannya. Sebab, berdemokrasi itu juga melindungi kebebasan berpendapat dari setiap individu,” tutupnya.(mb/detik)

Pos terkait