Akbar Dimakan Ular Piton, Polisi Imbau Warga Mamuju Tak ke Kebun Sendirian

Metrobatam, Jakarta – Akbar (25), warga Mamuju, Sulawesi Barat, tewas dimakan ular piton saat beraktivitas di kebun. Merespons tragedi itu, polisi mengimbau agar warga tak ke kebun sendirian.

Kapolres Mamuju AKBP Muhammad Rifai menerangkan setelah tragedi yang menimpa Akbar, situasi di Mamuju sudah kondusif. Namun dia mengimbau agar warga tetap berhati-hati saat beraktivitas di kebun.

“Saya imbau buat warga agar jangan sendirian juga ke kebun. Tapi, secara umum kondisi aman,” kata AKBP Rifai kepada wartawan, Kamis (30/3).

AKBP Rifai menganalisis ular piton yang memangsa Akbar tidak menetap di kebun warga. Ular itu masuk ke habitat manusia karena kelaparan.

Bacaan Lainnya

“Jangan pergi ke kebun sendirian. Lalu, ular itu kan sama seperti hewan lainnya, dia akan ke wilayah manusia jika benar-benar kelaparan. Artinya apa? Ular yang ke kebun itu dalam kondisi kelaparan. Dia aslinya mungkin bukan tinggal di situ,” ulasnya.

“Terus, sebenarnya ular itu nggak menyerang kalau nggak diganggu. Coba dilihat saja kalau mendekat ke ular, yang ada ular itu kabur,” imbuh Rifai.

Akbar merupakan warga Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah. Dia meninggalkan kediamannya untuk memanen sawit pada Minggu (26/3).

Namun hari itu dia tidak pulang ke rumah. Warga pun mencari Akbar dan menemukannya dalam keadaan tewas di dalam perut ular piton yang panjangnya 7 meter sehari kemudian.

Piton 9 Meter
Sementara pada pertengahan Juli 2016 lalu, warga Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pernah menangkap ular piton sepanjang 9 meter. Namun ular itu dilepas kembali karena ada hal-hal yang berbau mistis.

Ular tersebut ditangkap warga di luar kawasan hutan lindung Ko’mara, Dusun Jennematallasa, Desa Lantang, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar. Warga Jennematalassa Daeng Raga (50), mengatakan ular tersebut sudah dilepas kembali ke hutan setelah beberapa warga mengalami kesurupan.

“Terjadi beberapa kali peristiwa kesurupan warga, saat kesurupan bisikan roh leluhur meminta ular dikembalikan ke hutan,” ujar Raga, saat diwawancara detikcom, Kamis (30/3).

Menurut Raga, jika warga tidak melepasnya desa tersebut akan dilanda bencana. “Jika tidak maka akan terjadi bencana, jadi warga sepakat melepasnya kembali ke alam,” ucapnya.

Dia mengatakan, ular itu sempat dipelihara selama 1 bulan. Selama sebulan dipelihara warga, ular piton tersebut diberi makanan ayam broiler dan jadi tontonan warga.(mb/detik)

Pos terkait