Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj: Allah Jangan Diajak Kampanye

Metrobatam, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengkritisi spanduk larangan menyalatkan jenazah pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat. Ia menilai pemasangan spanduk itu bentuk dari politisasi agama terkait Pilkada DKI Jakarta.

“Masalah politik jangan dicampuradukkan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye, Tuhan kok di ajak kampanye,” kata Said di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (14/3).

Said mengaku sudah mengimbau warga untuk menurunkan spanduk menolak menyalatkan jenazah. Ia pun mengetahui sudah ada sejumlah spanduk yang diturunkan.

Menurut Said, dalam ajaran Islam setiap orang yang meninggal harus dimandikan, dikafankan, disalatkan dan dikuburkan. Di sisi lain, Said yakin warga NU tidak terlibat dalam pemasangan spanduk tersebut.

Bacaan Lainnya

“Orang Islam wafat harus dimakamkan kalau tidak dosa semua,” kata Said.

Said mengatakan suasana Pilkada akan semakin mengerikan bila spanduk tersebut tidak diturunkan. Ia pun meminta kepada pasangan calon yang bersaing di Pilkada DKI untuk tidak membawa agama saat kampanya agar suasana tidak semakin mengerikan.

Said mengungkapkan hal itu usai menerima kunjungan dari pasangan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga. Dalam kunjungan itu, Said menyatakan PBNU secara kelembagaan tidak mendukung salah satu pasangan calon yang bertarung di putaran kedua.

Hal serupa terkait isu SARA juga diutarakan oleh calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat blusukan di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan.

Djarot menilai pemasangan spanduk provokatif, termasuk penggunaan simbol agama, merupakan tindakan yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Dia meminta agar pihak yang memasang spanduk provokatif segera menghentikan aksinya.

“Jauhkanlah (tindakan) yang mengeksploitasi atau menggunakan agama hanya demi mendapatkan kekuasaan. Saya pikir sudah cukup. Setop,” katanya.

Djarot juga mengimbau agar aparat pemerintahan dapat bersikap tegas menyikapi pemasangan spanduk provokatif. Dia mengatakan, setiap warga Jakarta harus diberikan kebebasan menentukan pilihan sesuai hati nuraninya dalam proses demokrasi di Indonesia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait