Meski Memanas, Malaysia Tak Akan Putus Hubungan dengan Korut

Metrobatam, Jakarta – Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, tak berniat memutus hubungan diplomatik negaranya dengan Korea Utara meski hubungan Kuala Lumpur-Pyongyang tengah merenggang sejak polemik kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un, bergulir.

“Negara kami bersahabat dengan mereka,” ungkap Najib di depan anggota parlemen seperti dikutip Reuters, Rabu (8/3).

Perseteruan dimulai saat Malaysia menyelidiki kasus Jong-nam yang tewas dibunuh di bandara, 13 Februari lalu. Kuala Lumpur enggan mengembalikan jasad pria berusia 46 tahun kepada Korut sebelum ada anggota keluarga yang mengklaim jenazah Jong-nam.

Hubungan kedua negara kian memanas saat Malaysia memasukkan salah satu pejabat Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur dalam daftar buronan terduga pembunuh Jong-nam, secara tidak langsung dianggap menuding pemerintahan Jong-un berada dibalik kasus ini.

Bacaan Lainnya

Malaysia bahkan mengusir Duta Besar Korut Kang Chol dari Kuala Lumpur karena dianggap tak kooperatif dalam proses hukum kasus pembunuhan saudara pemimpin tertinggi Korut itu. Polisi juga belakangan menyegel kantor kedubes Korut untuk memastikan jumlah pejabat Pyongyang yang ada di dalamnya.

Imbasnya, Korut melarang warga Malaysia yang ada di wilayahnya untuk pergi ke luar negeri. Pemerintahan Najib pun mengambil langkah serupa karena merasa warganya disandera di negara terisolasi itu.

Meski begitu, Najib tetap berusaha menjamin keamanan seluruh 11 warganya yang berada di Korut tak terganggu dan mengupayakan agar Korut mengizinkan mereka pergi.

Dia bahkan mengupayakan agar larangan berpergian warga Korut di Malaysia bisa dicopot jika Pyongyang mau membebaskan seluruh warganya.

Namun, Najib tetap menegaskan penyelidikan dugaan pembunuhan ini akan tetap berjalan sesuai hukum.

“Kami bukan ingin bertengkar dengan mereka. tapi ketika kejahatan telah dilakukan, terutama ketika senjata kimia telah digunakan di Malaysia, hukum harus ditegakkan sebagai kewajiban pemerintah melindungi warganya,” kata Najib.

Jong-nam tewas tak lama setelah dua perempuan asing membekap wajahnya dengan racun di Bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu. Saat itu, Jong-nam berencana pergi ke Macau, China, tempatnya tinggal mengasing bersama keluarga.

Anak sulung Kim Jong-il itu dilaporkan tewas akibat racun saraf VX, zat kimia berbahaya yang dikategorikan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai senjata penghancur massal.

Tim forensik kepolisian menemukan racun VX tersebut pada penyeka wajah dan mata Jong-nam.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait