Polri: Teroris Sulawesi Tengah Berkaitan dengan Abu Sayyaf

Metrobatam, Jakarta – Markas Besar Polri menyebut sembilan orang terduga teroris yang mereka tangkap di Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Parigi Moutong Jumat pekan lalu menjalin hubungan dengan kelompok pimpinan Abu Sayyaf.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, kepolisian memperoleh informasi tersebut dari pemeriksaan terhadap para tersangka.

“Mereka bagian dari jaringan dan akses ke terorisme di selatan Filipina,” ujar Boy di Jakarta, Rabu (15/3).

Hingga tengah pekan ini, Boy mengaku belum dapat memaparkan peran para tersangka dalam kegiatan teror. Penyidikan terhadap mereka masih terus dilakukan.

Bacaan Lainnya

Polda Sulawesi Tengah pekan lalu menangkap sembilan orang atas dugaan merencanakan penyerangan ke sejumlah markas kepolisian dan anggota Polri.

Enam di antara mereka ditangkap di Tolitoli, sementara sisanya di Parigi Moutong. Enam dari sembilan terduga teroris itu berinisial Sa (29 tahun), K (28), So (12), D (17), J (19), dan I (23).

Dari tangan terduga teroris, kepolisian menyita sejumlah barang bukti berupa bahan peracik bom, seperti pupuk kno3, belerang, arang, paku, dan spirtus.

Senin lalu, Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap seorang terduga teroris berinisial M di Kediri, Jawa Timur. Pria berusia 36 tahun itu juga diduga terkait dengan Abu Sayyaf.

Polri menyebut wilayah selatan Filipina merupakan basis organisasi radikal Irak Suriah dan Al-Sam (ISIS). Abu Sayyaf yang bermarkas di kawasan itu sejak lama berkeinginan mendirikan negara Islam di sebelah Selatan Filipina.

Kelompok Abu Sayyaf didirikan anggota kelompok separatis Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF) yang tidak menolak kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina tahun 1991.

Abu Sayyaf dianggap sejumlah pihak lebih radikal dibandingkan MNLF karena kerap melakukan tindak kekerasan seperti pembunuhan, serangan bersenjata, pengeboman, dan melakukan eksekusi pemenggalan kepala.

Diperkirakan Abu Sayyaf memiliki 2.000 pendukung dan sekitar 200 hingga 500 anggota utama yang datang dari kalangan akademisi.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait