TNI Kerahkan Kapal Perang untuk Amankan Raja Salman di Bali

Metrobatam, Nusa Dua – Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko mengatakan, enam kapal disiagakan untuk mengamankan wilayah perairan Nusa Dua, Bali, menjelang kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud. Dua di antaranya adalah kapal perang Republik Indonesia.

“Kami siapkan enam unit kapal, dua unit di antaranya KRI dan lainnya kapal kecil,” kata Kustanto usai memimpin gelar pasukan pengamanan VVIP di Lapangan Lagoon Nusa Dua, Kabupaten Badung, seperti dikutip Antara, Jumat (3/3).

Raja Salman dijadwalkan bertolak ke Bali, Sabtu (4/3). Dia beserta rombongannya akan berlibur di sana hingga 9 Maret 2017. Selama di Bali, mereka rencananya menginap di tiga hotel super mewah yakni St Regis, Laguna, dan Hilton yang terletak di kawasan Nusa Dua.

Menurut Kustanto, pengamanan laut disiapkan mengingat hotel tempat rombongan Kerajaan Arab Saudi itu menginap berada di pinggir pantai. “Pengamanan laut dilakukan satu mil dari pantai,” katanya.

Bacaan Lainnya

Tim pengawal dari Kerajaan Arab Saudi telah lebih dahulu berada di Bali untuk melakukan koordinasi bersama dengan petugas keamanan lokal. Namun Kustanto mengatakan, pihak keamanan di Bali belum mengetahui agenda kunjungan wisata Raja Salman dan rombongan selama di Pulau Dewata karena bersifat pribadi.

Kustanto mengatakan, jajaran keamanan akan tetap melakukan pengamanan maksimal terlepas dari kunjungan Raja Salman yang bertujuan untuk berlibur.

“Tugas pengamanan sama saja prinsipnya menjamin pengamanan tetapi kami harus pandai menempatkan diri agar tidak mengganggu tamu,” ucap Kustanto.

Komitmen Lindungi WNI
Pemerintah RI menyebut Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah menyatakan berkomitmen melindungi seluruh warga Indonesia di negaranya. Pernyataan dilontarkan sebagai respons atas permintaan Presiden Joko Widodo yang secara khusus menitipkan tenaga kerja Indonesia di negara kaya minyak itu.

“Presiden Jokowi secara langsung menitipkan WNI yang tinggal di Saudi kepada Raja Salman. Raja Salman merespons akan melindungi WNI di negaranya, karena beliau menganggap WNI adalah warga negara mereka juga,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di kantornya, Jakarta, Jumat (3/3).

Menurut Retno, Raja Salman menganggap warga negara Indonesia turut berkontribusi dalam sektor pembangunan dan ekonomi Saudi. Saudi tercatat sebagai salah satu negara yang paling banyak menerima pekerja asal Indonesia.

Berdasarkan data Kemlu RI, sekitar 800 ribu WNI berada di negara Timur Tengah tersebut. Untuk itu, perlindungan WNI menjadi salah satu prioritas perwakilan RI dan pemerintah Saudi.

Tak sedikit permasalahan dialami buruh migran Indonesia di Saudi, di antaranya persoalan dokumen keimigrasian dan izin kerja.

Setidaknya 25 WNI di Arab Saudi terjerat masalah hukum dengan ancaman pidana hukuman mati. Mereka terdiri dari 12 WNI didakwa dalam kasus pembunuhan, 5 WNI didakwa memakai sihir, dan 8 WNI didakwa melakukan zina.

“Maka dari itu, masalah perlindungan WNI di Saudi dan seluruh negara asing menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia,” kata Retno.(mb/cnn indonesia)

Pos terkait