Bejat! Santri di Bawah Umur Jadi Korban Pemerkosaan Guru Ngaji

Metrobatam, Tulungagung – Seorang santri yang masih di bawah umur harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur karena diduga menjadi korban perkosaan oknum guru mengajinya sendiri sehingga mengalami luka serius di bagian sensitif.

“Kasusnya sudah kami laporkan ke pihak berwajib, sementara santri F masih harus menjalani opname rawat intensif di RSUD karena lukanya cukup serius serta dampak trauma yang dialami,” kata Kepala Desa Betak, Kecamatan Kaldiawir sebagai pendamping keluarga korban F, Catur Subagyo dikonfirmasi di Mapolres Tulungagung, Minggu 14 Mei 2017.

Menurut keterangan Catur, korban F yang masih berusia 11 tahun dan duduk di bangku kelas IV Madrasah Ibtidaiyah yang ada di kompleks ponpesnya mengaji, saat ini masih mengalami trauma hebat.

Dugaan kasus kekerasan seksual terungkap setelah F yang telah memasuki masa libur sekolah sejak 7 Mei tersebut mengeluhkan susah buang air kecil dan rasa sakit di bagian vital, sehingga terus menangis dan mengurung diri dalam kamar.

Bacaan Lainnya

“Seharian pulang ke rumah dan mengurung diri dalam kamar. Esok harinya (Senin, 8 Mei 2017) menurut keterangan keluarga, F mulai menunjukkan gejala tak wajar dengan terus menangis dan mengeluhkan sakit di bagian sensitif, dubur, serta punggung,” tuturnya.

Mulanya F tidak mau bicara, meski ditanya orangtua maupun Kades Catur yang mendampingi saat pertama menerima pengaduan.

Namun setelah didesak, tutur Catur, korban F mengaku telah mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oknum pengajar di lingkungan ponpes berinisial U serta dua santri perempuan seniornya kelas V di sekolah berinsial L dan C.

“F saat itu sempat kami bawa ke Puskesmas Kalidawir untuk mendapat perawatan medis. Namun karena bekas lukanya cukup serius akhirnya dirujuk ke RSUD dr Iskak,” ujarnya.

Hasil pemeriksaan medis pihak RSUD dr Iskak, terdapat luka bernanah pada bagian sensitif F. Selain itu, kata petugas medis, ditemukan sisa cairan sperma dalam di dalam kemaluan F.

“Atas saran pihak medis RSUD juga agar kasus ini dilaporkan ke polisi, sehingga pada Sabtu (13/5) kami putuskan untuk melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Tulungagung,” kata Aziz Prasida, anggota keluarga F.

Belum ada konfirmasi resmi dari pihak ponpes terkait kasus tersebut. Pimpinan ponpes tidak ada di tempat saat wartawan coba mengkonfirmasi, sementara beberapa pengurus ponpes mengaku tidak berani berkomentar ataupun memberikan klarifikasi dengan alasan tidak ada perintah dari kiai setempat.

“Ya, kami sudah dengar kasus itu. Tapi bagaimana kronologinya dan siapa pelakunya kami tidak tahu-menahu,” jawab salah seorang pengurus ponpes yang juga guru kelas VI dalam satu perbincangan ringan didampingi beberapa santri senior lain di kompleks ponpes yang terletak di, Kecamatan Ngunut itu.

Ia mengatakan, para pengurus ponpes itu tidak yakin apakah kejadian terjadi di dalam lingkungan pondok atau di luar.

“Kami tidak tahu, apakah kejadiannya di dalam pondok atau di luar pondok. Bisa saja pelakunya dari luar pondok, karena saat kasusnya diketahui kan hari Selasa (9/5) sementara dia (korban) sudah pulang sejak Minggu (7/5),” ujarnya.

Para santri senior ini memastikan kasus dugaan kekerasan seksual terhadap F sudah dibahas dan dirapatkan oleh para kiai dan pengasuh pondok pesantren.

Selain melakukan penyelidikan internal, pihak pondok pesantren telah menugaskan pengurus untuk terus mendampingi korban selama menjalani perawatan intensif di RSUD dr Iskak. “Sudah ada utusan yang turut mendampingi F selama di rumah sakit,” katanya.

Namun hal ini kemudian dibantah pihak keluarga, yang menyebut utusan pondok hanya menjenguk sebentar kemudian pergi.

Dikonfirmasi terpisah, KBO Satreskrim Polres Tulungagung Iptu Hery Poerwanto mengatakan kasus dugaan pencabulan atau kekerasan seksual tersebit kini masih ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA).

“Sementara ini kami masih memeriksa M, ibu F selaku pelapor. Korban akan kami periksa jika kondisi psikologisnya sudah normal,” katanya.

Upaya menanyai F sementara dilakukan secara perlahan oleh tim UPPA sembari membezuk korban di RSUD dr Iskak.

“Pemeriksaan belum mengarah para pelaku utama. Kami masih melengkapi keterangan saksi-saksi,” ujarnya.(mb/okezone)

Pos terkait