BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,47 Persen per April

Metrobatam, Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengklaim pertumbuhan kredit perbankan tumbuh 9,47 persen per April 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati belum menyentuh dua digit, angka itu meningkat dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit Maret 2017, 9,2 persen.

Pencapaian pertumbuhan kredit April 2017 ini juga melampaui realisasi kredit periode yang sama tahun lalu yang cuma sebesar Rp4.036,3 triliun atau meningkat 7,74 persen.

“Kami harapkan, kalau konsolidasi perbankan dan konsolidasi korporasi cepat selesai, kredit ini akan terus meningkat hingga akhir tahun,” ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Gedung Thamrin BI, Kamis (18/5).

Di tempat yang sama, Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto menuturkan, tren kenaikan kredit ditopang oleh menggeliatnya kinerja perekonomian. Hal itu tercermin dari permintaan kredit baik yang berdenomnasi rupiah maupun valuta asing (valas).

Bacaan Lainnya

Apabila dirinci, kredit dengan denominasi rupiah tercatat tumbuh 9,67 persen per April 2017. Sementara, kredit valas meningkat 7,25 persen. “Secara tahun (year to date), kredit valas masih negatif 0,76 persen, tetapi kalau dibandingkan tahun lalu valas negatif 4,12 persen,” kata Erwin.

Adapun, berdasarkan sektor, peningkatan kredit dipicu oleh kenaikan permintaan kredit sektor pertanian, listrik, dan konstruksi. Sementara, segmentasinya memperlihatkan kenaikan permintaan kredit korporasi dan konsumsi.

Sayangnya, meningkatnya jumlah penyaluran kredit juga diikuti oleh kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Per April 2017, NPL kotor naik tipis menjadi 3,07 persen dari periode bulan sebelumya, yaitu 3,04 persen.

“Tetapi, NPL tersebut masih jauh di bawah benchmark atau batasan, yaitu di bawah lima persen,” terang Erwin.

Namun, ia memastikan, secara bersih (net), NPL akan tetap berada di bawah 1,5 persen yang berarti menunjukkan ketahanan perbankan di Indonesia. Hal itu didukung oleh kondisi rasio kecukupan modal yang berada di level 22,7 persen.

Sebagai informasi, BI memperkirakan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini sebesar 10 persen hingga 12 persen. Target ini lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu, yakni 7,9 persen.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi, permintaan kredit pada kuartal II akan meningkat. Permintaan kredit modal kerja dan investasi akan naik seiring dengan siklus bisnis. Sementara, permintaan kredit konsumsi juga akan meningkat seiring dengan periode ramadan dan lebaran.

Tren kenaikan permintaan kredit, sambung dia, juga terindikasi dari peningkatan uang beredar M2. Berdasarkan data BI, per Maret 2017, posisi M2 tercatat sebesar Rp5.017 triliun atau tumbuh 10,0 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Realisasi pertumbuhan uang beredar Maret 2017 juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh, 7,4 persen.

“Kenaikan permintaan kredit serta restrukturisasi perbankan sejak 1-2 tahun terakhir diharapkan dapat menekan rasio kredit bermasalah,” pungkasnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait