Surya Paloh: Mungkin Saja Duet Jokowi-Jenderal Gatot di Pilpres 2019

Metrobatam, Jakarta – Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belakangan meramaikan bursa Pilpres 2019. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengamini partainya berwacana untuk memasangkan Joko Widodo dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Pilpres 2019.

“Semua possibility itu kan ada saja, tapi sampai saat ini masih kita pertimbangkan ya. Masih belum ke arah sana,” kata Paloh, usai Milad MUI, di Balai Sarbini, Rabu (26/7).

Namun dia mengaku belum dapat berkomentar banyak. “Saat ini belum bisa saya komentarin lebih jauh ya,” imbuhnya sambil masuk ke mobilnya.

Sebelumnya, anggota anggota dewan pakar NasDem Teuku Taufiqulhadi memastikan partainya akan mencari strategi untuk memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2019. NasDem pun mulai melirik-lirik calon wakil presiden pendamping Jokowi untuk pilpres mendatang.

Bacaan Lainnya

NasDem meyakini Wapres Jusuf Kalla tak akan bersedia maju lagi dalam pilpres mendatang sehingga mulai mewacanakan kandidat alternatif.

“Yang kami duga Pak JK tidak bersedia lagi ikut untuk periode mendatang. Kami sedang memikirkan pendamping yang kuat seperti Pak JK,” kata Taufiqulhadi.

Lalu, siapa kandidat yang dianggap layak menjadi pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019 di mata NasDem? Yang dipandang mulai muncul dan mumpuni adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo, yang akan pensiun pada Maret 2018.

“Sejauh ini, di mata kami, yang cukup baik adalah Pak Gatot Nurmantyo, yang menjabat sebagai Panglima TNI sekarang,” ucapnya.

PD Berpeluang Capreskan Agus Yudhoyono

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut peluang Jenderal Gatot Nurmantyo diusung sebagai calon presiden atau pun wakil presiden 2019 tak begitu besar. Ini lantaran saat ini sudah terlihat adanya dua poros koalisi pendukung calon presiden.

Partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah yakni: Golkar, NasDem dan PPP mendeklarasikan dukungan untuk Joko Widodo (Jokowi). PDIP, Hanura dan PKB berpeluang kuat juga mengusung Jokowi di Pilpres 2019.

Poros kedua dibentuk oleh Gerindra yang kuat kemungkinan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jika koalisi ini terbentuk, Gerindra dan PKS akan mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres.

Tersisa Partai Demokrat dan PAN yang belum menentukan arah koalisi. Qodari menyebut, Demokrat dan PAN berpeluang membentuk poros baru jika berhasil menarik satu atau dua partai dari poros pendukung Jokowi atau pengusung Prabowo.

Misalnya, kata Qodari, Demokrat dan PAN bisa menggaet PKB untuk bergabung. Maka poros ketiga bisa terbentuk. Partai Demokrat akan menjadi pemimpin dalam poros ketiga ini. Sebagai pemimpin poros, Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kemungkinan besar akan mengajukan Agus Harimurti sebagai calon presiden.

“Kalau PD dan PAN bisa menarik satu partai lagi, maka ada poros baru. Capres bisa Agus Harimurti didampingi Zulkifli atau Muhaimin Iskandar,” kata dia saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/7).

“Pak SBY berpeluang membentuk poros sendiri. Kalau ditanya capresnya Demokrat Jenderal Gatot atau Agus Harimurti, kalau saya jawabnya pasti Agus,” tambah Qodari.

Akankah Partai Demokrat membentuk poros baru dan mengajukan Agus Yudhoyono sebagai calon presiden?(mb/detik)

Pos terkait