Suporter Meninggal di Laga PSMS vs Persita, Ketum PSSI: Sepakbola Harusnya Jadi Hiburan

Metrobastam, Jakarta – Kericuhan antarsuporter yang mengakibatkan nyawa melayang kembali terjadi. PT Liga Indonesia Baru (LIB) menyadari potensi rusuh di laga-laga krusial sejak awal.

Pertandingan antara PSMS Medan vs Persita Tangerang dalam babak 16 besar Liga 2 yang digelar di Stadion Mini Persikabo Bogor pada Rabu (10/10) berakhir ricuh. Kejadian bermula ketika suporter Persita turun ke lapangan karena tak terima timnya kalah 0-1.

Mereka pun akhirnya terlibat bentrok dengan suporter PSMS. Satu orang suporter Persita menjadi korban.

Dia adalah Banu Rusman yang meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit pada Kamis (12/10). Sementara itu, belasan suporter mengalami luka-luka.

Bacaan Lainnya

“Ya saya pikir ini sesuatu yang menjadi bagian dari dinamika kompetisi. Menjelang babak penentuan pasti kita akan temui hal-hal yang seperti ini dan kami hanya bisa berharap agar ini bisa diminimalisir, kemudian juga masing-masing pihak bersikap dewasa menyikapi ini semua,” ujar Chief Operation Officer PT Liga Indonesia Baru (LIB), Tigor Shalomboboy, Kamis (12/10).

“Dinamika kompetisi ada menang ada kalah. Tapi, jangan dengan tindakan-tindakan yang anarkis,” dia menambahkan.

Harusnya Jadi Hiburan

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi menyesalkan kerusuhan pada pertandingan Persita Tangerang versus PSMS Medan yang berujung meninggalnya satu suporter. Menurut Edy, sepakbola seharusnya menjadi hiburan.

“Kami sangat prihatin dan menyayangkan peristiwa ini. Kami juga ikut berduka dan menyampaikan rasa simpati kami untuk keluarga korban,” kata Edy dalam rilis yang diterima detikSport.

“Sepakbola seharusnya menjadi sebuah hiburan,” ujar Edy.

Kerusuhan di Stadion Persikabo bermula ketika suporter Persita turun ke lapangan karena tak terima timnya kalah 0-1. Suporter Persita akhirnya terlibat bentrok dengan suporter PSMS yang didominasi oleh prajurit TNI.

“Saya akan cari tahu apa sebabnya. Karena yang saya tahu sementara ini, sebelum kerusuhan suporter yang di sana melempari suporter prajurit. 15 prajurit kepalanya bocor-bocor,” ungkap Edy.

Edy menyatakan untuk sementara tidak akan mengizinkan suporter dari prajurit untuk masuk ke dalam stadion. Menurut Edy, kalau ada prajurit terbukti terlibat dan bersalah maka akan diberikan hukuman sesuai dengan aturan hukum. (mb/detik)

Pos terkait