Pernah “Main” Film, Buaya Ini Tiba-Tiba Lepas Masuk Permukiman dan Meneror Warga

Metrobatam, Banyuasin – Permukiman warga di kawasan perumahan Intan Permata Jalan Kebun Jeruk Kelurahan Tanah Mas, Banyuasin, Sumatera Selatan, mendadak mencekam, Sabtu malam lalu. Pasalnya, seekor buaya rawa (crocodylus porosu) berkeliaran di areal perkampungan.

Lurah Talang Keramat, Yahya mengatakan, buaya itu muncul di permukiman dekat rawa-rawa itu usai hujan deras. “Saya dapat telepon dari warga setempat, ada buaya berkeliaran di sekitar rumah warga,” tuturnya, Minggu (12/11).

Buaya itu diketahui piaraan seseorang yang lepas gara-gara banjir. Reptile tersebut ternyata juga pernah dilibatkan dalam syuting film.

Khawatir mamalia ganas itu menyerang warga, lurah langsung menginformasikan media sosial agar warga jangan dahulu keluar rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Dia juga minta bantuan pada BKSDA serta pihak kepolisian setempat.

Bacaan Lainnya

Kemudian sejumlah warga lain mencoba menggiring dan mengamankan buaya sepanjang 1,5 tersebut agar pergi dari perkampungan. “Saya sempat ingatkan warga agar tidak menyakiti buaya itu, karena statusnya termasuk hewan dilindungi,” katanya.

Kurang lebih lima jam, buaya ganas itu kejar-kejaran dengan warga, hingga akhirnya bisa diringkus dan diikat pakai tali. “Sekira jam 1 malam, baru bisa ditangkap. Alhamdulilah tidak ada korban, baik buaya maupun warga semuanya selamat,” katanya.

Setelah diperiksa oleh tim dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam Palembang, buaya tersebut diidentifikasi, jenis buaya muara yang terkenal ganas dan mampu tumbuh hingga sepanjang 8 meter.

Namun buaya yang meneror warga tersebut masih anakan. Dari ciri fisiknya pihak BKSDA menilai buaya tersebut bukanlah buaya liar, melainkan peliharaan warga.

“Karena fisiknya sangat bersih dan kawasan ini masih 3 KM lagi menuju habitatnya di hutan rawa. Untuk ukuran segini, jelajah darat sejauh itu kecil kemungkinan dilakukan oleh buaya, apalgi harus melewati pemukiman warga,” jelas Kepala Seksi I BKSDA Sumsel, Suharman.

Kemudian pihak BKSDA bersama perangkat kelurahan langsung melakukan penyisiran untuk mencari siapa pemilik buaya tersebut. Ternyata dugaan pihak BKSDA itu benar, buaya muara itu diketahui milik Bayu (43) warga setempat. “Dia mengaku hewan itu miliknya yang lepas karena hujan deras yang membuat air meninggi,” timpal Yahya, Lurah Talang Keramat.

Demi keselamatan warga dan keamanan hewan itu sendiri, BKSDA membawa buaya tersebut ke tempat karantina di Taman Punti Kayu Palembang. “Insy Allah Senin besok baru dibuat berita acaranya,” kata lurah.

Dia berharap masyarakat jangan sembarangan memelihara hewan dilindungi, apalagi termasuk hewan buas seperti buaya muara ini. Di Banyuasin saja hampir setiap enam bulan sekali ada saja warga yang dimangsa buaya muara. “Jadi, jangan sembarangan,” katanya.

Buaya rawa yang sempat membuat kawasan Perumahan Intan Permai Kelurahan Talang Keramat, Banyuasin ternyata bukan buaya sembarangan.

Menurut pengakuan Bayu pemilik buaya tersebut, reptil itu dipeliharanya sejak masih anakan dua tahun lalu dan sudah jinak. “Banyak kenangannya, buaya ini bahkan pernah ikut main film, saat syuting di Taman Wisata Punti Kayu beberapa waktu lalu,” katanya.

Dia berharap masih bisa diizinkan memelihara hewan kesayangannya tersebut. “Saya berani membuat surat perjanjian akan mengurusnya dengan baik dan bertanggung jawab bila terjasi sesuatu,” katanya.

Namun permintaan itu tidak dapat dipenuhi, Lurah setempat tidak memberikan izin karena terlalu berbahaya bagi masyarakat sekitar.

“Bila buaya itu lepas lagi masyarakat menghadapi dua kesulitan, satu sisi hewan ini mengancam nyawa manusia di sisi lain hewan ini dilindungi negara dan menyakitinya melanggar hukum, apalagi membunuh,” ujar Yahya.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil penelitian peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi (LIPI) terdapat empat jenis buaya yang hidup di Indonesia. Antara lain, buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam (Crocodylus siamensis), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), dan Buaya sepit atau Senyulong (Tomistoma schlegelii).

Di antara keempat jenis buaya itu, buaya muara merupakan yang paling ganas. Tubuhnya mencapai 7-8 meter dan memiliki daya adaptasi yang tinggi, habitatnya dari hulu sungai hingga ke laut. (mb/okezone)

Pos terkait