Belanda Desak RI Selidiki Kuburan Massal Perang Dunia II di Jawa

Amsterdam – Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld mendesak Republik Indonesia (RI) untuk menyelidiki kasus jasad para tentara Belanda yang dibuang di kuburan massal di Jawa. Jasad itu ditemukan di bangkai kapal perang Belanda era Perang Dunia II.

Dilansir AFP, Kamis (25/1), desakan itu disampaikan pada Kamis waktu setempat. Awalnya, pihak Belanda mengetahui soal ini dari laporan yang muncul bulan ini, tentang jasad-jasad manusia yang ditemukan dari tiga bangkai kapal Belanda. Bangkai kapal itu karam saat pertempuran di Laut Jawa pada 1942.

Menurut laporan situs Tirto yang dikutip AFP, jasad-jasad itu dikuburkan di tempat pemakaman tanpa tanda di Jawa bagian timur. Lebih dari 900 pelaut Belanda dan 250 pelaut Indo-Belanda tewas saat Pertempuran Laut Jawa itu. Angkatan laut pihak Sekutu juga menderita kekalahan parah, mereka dikalahkan oleh Angkatan Laut Kerajaan Jepang.

Bangkai-bangkai kapal itu juga hilang secara misterius. Diduga, bangkai-bangkai kapal itu diangkut dan dipotong-potong besi berharganya.

Bacaan Lainnya

“Kabar yang tak terkonfirmasi dari laporan belakangan ini, dalam hal ini soal jasad-jasad manusia… akan diinvestigasi lebih lanjut secara lokal,” kata Menteri Pertahanan Belanda Ank Bijleveld.

“Investigasi diperlukan untuk memastikan apakah ada hubungan antara tiga kapal perang Belanda itu,” kata Bijleveld dalam sebuah surat kepada parlemen Belanda yang dirilis pada Kamis waktu setempat.

“Pihak Indonesia mengkonfirmasi bahwa mereka sedang melihat lebih dalam terhadap laporan-laporan itu dan membuka kemungkinan tentang informasi terbaru… dan memberi kabar kepada kita bila demikian adanya,” kata Bijleveld. “Ini terlalu dini untuk berspekulasi tentang hasil investigasi,” kata Bijleveld.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta menolak berkomentar kepada AFP. “Tak ada keterangan dari saya soal hal ini,” kata Gig Jonias.

Pekan lalu, Bijleveld mengatakan pemeriksaan awal yang dilakukan ahli Belanda dan Indonesia tentang hilangnya kapal-kapal perang itu belum memunculkan jawaban pasti. Namun beberapa anggota parlemen Belanda yang marah menilai bahwa respons Bijleveld itu memunculkan kesan “pihak yang bersalah tak akan ditemukan”. Demikian dikabarkan tabloid De Telegraaf.

Indonesia pada mulanya menolak dipersalahkan soal kapal-kapal yang hilang itu. Mereka mengatakan tak pernah dimintai tolong untuk melindungi kapal-kapal itu, maka tak ada tanggung jawab yang diemban. Namun belakangan Indonesia setuju untuk bekerjasama dengan Belanda.

Penyelam amatir menemukan kapal-kapal Belanda yang telah lama hilang pada 2002, alias 60 tahun setelah kapal-kapal itu tenggelam di bentrokan besar angkatan laut masa silam.

Namun ekspedisi internasional yang berlayar ke situs itu terkejut karena kapal-kapal itu hilang. Para ahli mengatakan ada operasi pengangkutan bangkai-bangkai itu di seluruh Indonesia. Operasi itu bervariasi dari operasi komersial yang besar menggunakan derek ke operasi kecil-kecilan menggunakan kapal kecil. (mb/detik)

Pos terkait