Buntut Konflik Internal, Kader Hanura Berpotensi ‘Loncat’ ke Partai Baru

Metrobatam, Jakarta – Konflik internal Partai Hanura yang melibatkan Ketua Umum Oesma Sapta Odang (OSO) dengan Sekjennya Sarifuddin Suding diramal akan menyebabkan elektabilitas partai tersebut merosot. Bahkan, apabila ‘badai’ itu tidak kunjung selesai maka kader dan simpatisan Hanura berpotensi akan pindah ke partai-partai baru.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, kader partai khususnya yang tidak dalam struktur cenderung bimbang apabila melihat partai sedang diterpa konflik, sehingga mereka dengan mudah berpaling, terlebih di saat menjelang pilkada ditambah lagi banyak partai baru yang menawarkan harapan baru.

“Kader akan galau dan waswas kalau partainya sedang konflik. Apalagi saat ini partai sedang menghadapi pemilu, bila tak ada kepastian tidak tertutup kemungkinan kader bisa hengkang pindah ke partai lain,” ungkap Siti kepada Okezone, Rabu (17/1).

Menurut Siti, konflik di Hanura terbilang sudah parah karena konflik yang melibatkan OSO dan Suding itu sudah sampai pada saling pecat. Sementara kedua faksi tersebut masih berimbang sehingga akan sulit bertemu karena akan merasa berada di posisi yang paling kuat.

Bacaan Lainnya

Kendati demikian, bukan berarti konflik itu tidak bisa diredam. Hanura masih punya tokoh sentral yang dapat menurunkan tensi kedua elite yang berseteru tersebut. Sosok itu ada pada Ketua Pembina Hanura Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang dapat merangkul keduanya atau membuang meraka sekaligus.

“Wiranto itu pendiri Partai Hanura, dia tentunya memahami secara baik partai yang didirikan ini dan para kader di Hanura. Konflik yang dialami Hanura perlu segera dijembatani secepatnya supaya tidak berubah menjadi partai yang dualisme kepengurusan,” pungkasnya.

Sebelumnya, pada 15 Januari kemarin Sarifuddin menggelar rapat bersama pengurus Hanura di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan. Dalam rapat itu, OSO dilengserkan dari kursi jabatannya sebagai Ketua Umum Hanura atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang menyatakan mosi tidak percaya.

Bahkan, kubu Sarifuddin Suding menyampaikan akan segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari ketua umum definitif menggantikan OSO.

Selang beberapa waktu, kubu OSO juga menggelar rapat dengan sejumlah loyalisnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam rapat tersebut, Sarifuddin dinyatakan dipecat telah menggelar rapat liar dan ilegal tanpa sepengetahuan ketua umum yang kemudian dianggap ingin merusak partai. (mb/okezone)

Pos terkait