Wahid Foundation: Mayoritas Muslim Antijihad Kekerasan

Metrobatam, Jakarta – Wahid Foundation menyatakan jika mayoritas masyarakat Muslim baik laki-laki dan perempuan tidak mendukung ide jihad kekerasan dan organisasi kemasyarakatan radikal di Indonesia.

“Sangat sedikit warga Muslim yang mendukung ide jihad kekerasan. Kebanyakan bersikap netral dan banyak pula yang yang antijihad kekerasan,” kata Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin (29/1).

Hal itu didasarkan atas survei Wahid Foundation terhadap 1500 responden pada 6-27 Oktober 2017 di 34 Provinsi. Jumlah responden berdasarkan gender seimbang.

Yenny melanjutkan, jihad kekerasan yang dimaksud dalam survei ini adalah dukungan bagi penggunaan kekerasan dalam memperjuangkan agama. Indikatornya ada tiga.

Bacaan Lainnya

Pertama, menegakkan Islam dengan mengorbankan nyawa; kedua, perang dan mengangkat senjata melawan orang kafir; ketiga, membalas dendam terhadap pihak yang menyerang Islam.

Hasilnya, Yenny merinci, ada 37,5 persen warga muslim yang antijihad kekerasan. Sebaliknya, 13,5 persen responden mengaku projihad kekerasan. Sebanyak 49,3 persen responden lainnya mengaku netral dalam isu ini.

Di samping itu, ada pula kategori pertanyaan tentang dukungan terhadap ormas radikal. Hasilnya, sebanyak 51,7 persen responden menentang ormas radikal, 9 persen pro-ormas radikal, dan 39,2 persen tidak menyatakan sikap.

Dalam survei tersebut, pihaknya menyertakan sejumlah contoh ormas radikal seperti ISIS, Jamaah Islamiyah, Al Qaedah, HTI, FPI, DI/NII, JAD dan Laskar Jihad. “Mayoritas muslim cenderung bersikap anti-ormas radikal,” ucapnya.

Yenny mengatakan, dukungan terhadap ide jihad kekerasan dan ormas radikal merupakan satu kesatuan. Semakin mendukung ormas radikal, lanjutnya, maka tingkat radikal di tengah masyarakat akan semakin meningkat.

“Mendukung organisasi radikal maka kecenderungannya dia semakin radikal, makin terpapar ceramah radikalisme, makin radikal. Ini yang bisa membuat level radikal di tengah masyarakat makin tinggi,” jelasnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait