Bank Muamalat Terancam Bangkrut? Ini Kata Pengamat

Metrobatam, Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sejak beberapa tahun lalu mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Mulai dari non performing financing (NPF) yang besar, permodalan yang menyusut, hingga beban operasional yang tinggi.

Tapi apakah Bank Muamalat benar-benar terancam bangkrut?

Peneliti Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) Yusuf Wibisono menjelaskan masalah yang dihadapi oleh Bank Muamalat terjadi karena rasio pembiayaan bermasalah yang terlalu besar.

“Masalah di NPF yang terlampau tinggi, bahkan 2015 pernah NPF lebih dari 7%. Ini karena adanya masalah pada penyaluran pembiayaan. Kalau terancam bangkrut ya tidak seperti itu juga, karena kuartal 3 tahun lalu sudah lebih baik,” kata Yusuf saat dihubungi detikFinance, Kamis (22/2).

Bacaan Lainnya

Menurut Yusuf, akibat NPF tersebut maka profit dan permodalan terganggu sehingga dibutuhkan tambahan modal. Namun pemegang saham mayoritas tak mau menambahkan modal ke bank syariah pertama di Indonesia ini.

“Supaya bisa jalan dengan baik, Muamalat butuh investor baru yang mampu mengucurkan modal,” imbuh dia.

Dia menjelaskan, jika terjadi ‘sesuatu’ terhadap Muamalat, maka akan berdampak terhadap sistem perbankan syariah nasional.

“Memang kemungkinan tidak pengaruh ke perbankan nasional. Tapi ke perbankan syariah akan pengaruh sekali, karena Muamalat posisi kedua setelah Bank Syariah Mandiri (BSM), nah ini bisa menggoyang juga,” ujar dia.

Sekedar informasi, berdasarkan laporan keuangan tahunan 2017 PT Bank Mandiri Tbk BSM saat ini memiliki jumlah aset sebesar Rp 87,8 triliun. Total pembiayaan Rp 60,7 triliun dan total pendanaan Rp 78 triliun.

Sedangkan Bank Muamalat berdasarkan laporan keuangan September 2017 total aset Bank Muamalat per September 2017 sebesar Rp 57,71 triliun tumbuh 3,46% dibanding September 2016 Rp 55,78 triliun. Laba bersih tahun berjalan tercatat Rp 34,17 miliar lebih rendah dibandingkan periode September 2016 Rp 37,95 miliar.

Yusuf menambahkan, pemerintah yang saat ini sedang gencar menggalakan ekonomi syariah, harus menaruh perhatian dan memberikan dukungan kepada Bank Muamalat agar tetap sustain.

Bank Muamalat, menurut Yusuf sebagai bank syariah yang murni memiliki keunggulan dibanding bank syariah lain. BMI memiliki captive market yang kuat dengan jumlah penduduk muslim Indonesia yang besar. (mb/detik)

Pos terkait