Danyon 14 Kopassus Sebut Tenaga Dalam Bisa untuk Deteksi Teroris

Metrobatam, Jakarta – Prajurit TNI dari Batalyon 14 Grup 1 Kopassus berhasil menemukan korban longsor di Cijeruk, Bogor, dengan tenaga dalam menggunakan ilmu bela diri Merpati Putih. Tenaga dalam seperti ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi teroris.

Danyon 14 Grup I Kopassus Mayor Inf Wahyu Yuniartoto menyebut prajurit Kopassus berhasil dalam proses pencarian dengan Merpati Putih bukan hanya kali ini saja. Metode yang sama pernah dilakukan prajurit Kopassus saat membantu pencarian korban kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak tahun 2012 dan korban longsor Banjarnegara tahun 2014 lalu.

“Jadi ini memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk menghantar energi mencari obyek yang dimaksud,” ujar Wahyu dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (7/2).

Gelombang elektromagnetik yang dipadukan dengan pernafasan disebut akan menuntun ke obyek yang cari. Pendekar Merpati Putih bisa merasakan obyek yang tidak sesuai dengan lingkungan di lokasi. Dari situ lah pencarian bisa lebih mudah.

Bacaan Lainnya

“Nanti mengerucut lokasinya, bisa di lembah, hutan yang jauh, di dalam air. Nanti kan ada benda-benda yang berbeda dari lingkungan,” sebut dia.

Metode seperti ini lah yang digunakan Kopassus saat mencari korban Sukhoi di Gunung Salak. Prajurit Kopassus merasakan logam di lembah, tempat yang tidak sesuai untuk keberadaan logam sebesar itu.

Saat mencari korban longsor di Banjarnegara, prajurit Korps Baret Merah ini menemukan tumpukan emas milik korban. Namun emas-emas itu dikembalikan ke keluarga korban untuk diberikan ke ahli waris.

“Ada timbunan emas, berlian, yang tertimbun di dalam tanah, ada beberapa dokumennya di internet, tapi kita kembalikan ke masyarakat, dikembalikan ke keluarga korban. Itu kan harta mereka, untuk ahli warisnya,” terang Wahyu.

Semua Prajurit Kopassus mempelajari ilmu Merpati Putih ini, namun tidak semuanya bisa menguasai. Hanya saja mereka yang menguasai tersebar di satuan-satuan Kopassus termasuk di Sat 81 Gultor Antiteror.

Apakah ini berarti ilmu tenaga dalam bisa digunakan untuk mencari teroris?

“Bisa aja, keberadaan manusia kan bisa kita deteksi. Kalau kita misalnya masuk ke area tertentu bisa kita lakukan kegiatan-kegiatan seperti itu untuk mencari. Misalnya seperti mencari di hutan. Ini kan kita melestarikan warisan leluhur ya,” jawab Wahyu. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait