Ekonomi Jokowi-Ma’ruf: Setop Impor dan Geser Dominasi Asing

Metrobatam, Jakarta- Baru sehari sejak mengumumkan maju sebagai bakal calon Capres dan Cawapres periode 2019-2024, pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sudah menggambarkan arah kebijakan ekonomi mereka ke depan.

Semalam, Ma’ruf Amin bicara soal visi ekonominya jika duduk sebagai wakil presiden. Ekonomi yang ia gagas adalah ekonomi keumatan, di mana ia memiliki visi untuk menguatkan yang lemah lewat program redistribusi aset dan kemitraan. “Konglomerat harus bermitra dengan koperasi masyarakat dan pesantren-pesantren. Jadi tidak boleh konglomerat dari ujung ke ujung, jadi nanti produknya dari umat singkong, jagung, komoditasnya,” kata Ma’ruf, Kamis (9/8).

Bahkan, ia juga menekankan untuk tidak ada lagi impor di negeri ini. “Tidak boleh negara ini tergantung pangan dari luar negeri, makanya kita harus penuhi. Tidak boleh ada impor. Masa impor jagung, gula,” ujarnya.

Menurutnya negara ini punya sumber daya alam yang cukup, baik dari sisi sumber daya alam maupun manusia. Tetapi, ia heran kenapa negeri ini tidak memiliki kemampuannya sendiri. “Kita enggak boleh negara pengimpor, tapi pengekspor dengan melakukan teknologi tinggi.”

Bacaan Lainnya

Selain itu, dia juga berharap negara ini aman dan damai. Tidak seperti Afghanistan, negara yang kaya raya karena punya minyak, emas yang banyak tapi sama sekali tidak bisa dimanfaatkan karena tidak aman dan damai. “Saya bantu Presiden untuk wujudkan RI aman dan sejahtera.”

Sementara Jokowi, dalam sambutan perdananya sebagai capres 2019-2024 juga sudah menjadikan kebijakannya terkait akuisisi PT Freeport Indonesia dan Blok Rokan sebagai dagangan kampanye.

“Kita jaga kedaulatan kita, kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) blok Rokan, Mahakam, dan mayoritas saham Freeport bukti kita berdaulat dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia,” kata Jokowi di Gedung Joeang ’45, Jumat (10/8).

Jokowi lalu melanjutkan bahwa soal SDA ini selama ini ia berikan bukti, bukan fiksi. “Apa yang kita kerjakan adalah bukti, bukan fiksi. Inilah pondasi yang dibangun dan perlu diteruskan dilanjutkan.”

Dalam sebulan terakhir memang ada dua kabar di sektor pertambangan yang cukup bikin gempar. Pertama adalah soal akuisisi tambang emas Freeport sebesar 51%, dan kedua soal tambang minyak blok Rokan yang berhasil direbut oleh perusahaan migas pelat merah.

Tambang emas PT Freeport Indonesia yang ada di Papua, masuk dalam jajaran tambang emas jumbo dunia. Begitu juga dengan blok Rokan, merupakan blok penghasil minyak terbanyak di RI dengan rata-rata produksi 210 ribu barel per hari.

Kedua aset tambang ini sebelumnya dikuasai oleh perusahaan asal Amerika Serikat berpuluh-puluh tahun. Freeport dikuasai oleh Freeport McMoran, dan blok Rokan oleh Chevron Pasific Indonesia. Kini, Freeport di tengah proses beralih ke Inalum dan Rokan berpindah ke PT Pertamina (Persero) per 2021 nanti. (mb/detik)

Pos terkait