Pimpinan DPR Harap Pawai Anak TK ‘Bersenjata’ Tak Terulang

Metrobatam, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta kasus seperti video viral yang menunjukkan anak-anak TK bercadar dan membawa replika senjata tidak lagi terulang. Taufik menilai penggunaan properti senjata mengajarkan kekerasan kepada anak-anak.

“Saya mendengar, ini merupakan kelalaian dari pihak sekolahnya, dan penggunaan senjata itu karena propertinya sudah ada dan untuk menghemat dana. Tapi itu juga tidak dibenarkan. Anak-anak tak bisa diajarkan seolah siap bertempur atau menggunakan kekerasan. Kejadian ini tak boleh terulang lagi,” kata Taufik dalam keterangannya Minggu (19/8).

Taufik menilai baik ajakan kepada anak untuk berpawai dalam kegiatan HUT Kemerdekaan RI. Hal tersebut merupakan langkah yang baik untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Namun harus dilakukan dengan cara yang mendidik, serta disesuaikan dengan usia dan dunia anak-anak.

“Ini bisa menjadi preseden yang buruk bagi anak, karena dia bisa mempersepsikan bisa menggunakan senjata. Pawai itu bisa disesuaikan dengan usia anak, harus yang ceria, dan mengajak anak untuk berkreasi. Jangan sampai membuat kegiatan yang merusak cara pandang anak,” ujar Waketum PAN itu.

Bacaan Lainnya

Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan itu pun mengingatkan pihak terkait untuk mengusut hal itu, dan mendorong kepada aparat keamanan dan pelaku pendidikan, agar kejadian ini tak terulang lagi ke depannya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu kelompok peserta pawai budaya di Kota Probolinggo menggunakan atribut yang mengejutkan, yaitu bercadar dan berjubah hitam serta membawa ‘senjata’. Pesertanya adalah anak-anak TK dan PAUD.

Ketua Yayasan TK Kartika, Yuliana Tungga Dewi kembali menyampaikan pihaknya meminta maaf atas terjadinya keteledoran sekolah binaannya tersebut.

Istri Dandim 0820 Probolinggo itu juga berterima kasih atas perhatian Mendikbud.

“Dan kami juga ucapkan terima kasih atas bantuan dana dari pak menteri. Insyaallah dana yang diberikan ini akan digunakan untuk menyekolahkan siswa-siswa tidak mampu dengan cara subsidi silang,” tandasnya. (mb/detik)

Pos terkait