Tanpa Perencanaan Matang Pemprov DKI Cat Ulang Markah Jalan, Pemborosan Anggaran

Metrobatam, Jakarta – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai langkah Pemerintah Provinsi DKI mengecat ulang markah atau pembatas jalan ke warna semula yakni hitam putih sebagai bentuk pemborosan anggaran dan kerja tanpa perencanaan yang matang.

Gembong juga menyebut pengecatan ulang pembatas jalan menunjukan perencanaan yang tidak cermat dari Pemprov DKI. “Sudah pasti, lah (pemborosan anggaran), mau pakai apapun, mau pakai duit setan sekalipun tetap ada pemborosan,” kata Gembong saat dikonfirmasi, Rabu (1/8).

Sejumlah pembatas jalan di wilayah Jakarta menjadi sorotan setelah Pemprov DKI mengecatnya dengan beragam warna.

Tujuan pembatas jalan dicat beragam warna untuk memeriahkan Asian Games 2018. Namun sebagian kalangan menilai hal itu bisa membahayakan pengguna jalan.

Bacaan Lainnya

Pengamat keselamatan dari ‘The Real Driving Centre’, yaitu Marcell Kurniawan mengatakan ada tiga pertimbangan ketika memutuskan warna pembatas jalan agar nyaman dilihat mata pengendara.

Pertama, warna pembatas jalan harus memiliki kontras yang tinggi antara beberapa warna yang digunakan. Selain itu warna yang digunakan harus mampu berfungsi sebagai retroreflektor, artinya dapat memantulkan cahaya dengan baik dan minim pembiasan.

Pertimbangan terakhir, warna yang digunakan harus memiliki visibilitas yang baik di malam hari, kondisi berkabut atau didalam kondisi hujan lebat. Adapun warna-warni yang digunakan oleh Pemprov DKI, menurut Marcell tidak memenuhi tiga pertimbangan tersebut.

Pemprov DKI akhirnya kembali mengecat markah jalan dengan warna semula yakni hitam dan putih. Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan hal itu dilakukan dengan alasan keamanan bagi para pengguna kendaraan bermotor.

“Ketentuan tentang markah jalan penting untuk ditaati karena memiliki fungsi tidak hanya untuk estetika, tapi juga untuk safety,” kata Anies, Selasa (31/7).

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf mengungkapkan bahwa pihaknya tak mendapat pemberitahuan soal tujuan dari pewarnaan markah jalan tersebut. Ia lantas meminta supaya warna-warni markah jalan di ibu kota dikembalikan ke warna awal yaitu hitam atau putih.

“Tergantung tujuannya untuk apa, kalau untuk Asian Games itu waktu Asian Games saja mungkin diperbolehkan tapi temporary, itu ada batas waktu tertentu, selesai itu ya dikembalikan. Saya sampai sekarang belum tahu tujuannya buat apa, seperti itu,” ujarnya.

Waring Tak Selesaikan Masalah

Sementara Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mengapresiasi langkah Pemprov DKI melakukan penutupan Kali Sentiong atau Kali Item dengan jaring warna hitam atau waring.

“Saya apresiasi terobosan pak Anies yang memasang waring ini untuk beautifikasi,” kata Prasetio saat meninjau langsung Kali Item di Kemayoran, Rabu (1/8).

Kendati demikian, Prasetio menilai masalah Kali Item bukan sekedar untuk mempercantik atau beautifikasi saja. Artinya penggunaan waring tak menyelesaikan masalah Kali Item.

“Tapi bagaimana masalah pendalaman Kali Item di sini,” ujarnya.

Prasetio mengatakan dulunya Kali Item tersebut buntu. Kemudian di masa pemerintahan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat memimpin DKI jalur air di Kali Item mulai dibuka. Lalu di masa pemerintahan Ahok-Djarot pembukaan jalur air di Kali Item juga terus dilakukan.

Karenanya, ia pun meminta Anies selaku gubernur saat ini untuk bisa menuntaskan pokok permasalahan yang ada di Kali Item. “Pokok permasalahannya harus dituntaskan, karena bukan apa-apa, ini bukan masalah peninggalan pemerintah yang lama atau pemerintahan siapa,” tutur Prasetio.

Prasetio pun memberi usulan kepada Pemprov untuk melakukan pengerukan Kali Item sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalah tersebut. “Kita melihat air jalan pelan tapi kalau ini didalamkan, dikeruk dan diimbau pada masyarakat agar tidak membuang sampah, itu akan lebih bagus,” ucapnya.

“Jangan cuma bagus di luar tapi di dalamnya rusak,” imbuh Prasetio. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait