26 Pekerja Terjebak di Lubang Galian Tambang Emas Ilegal, 7 Orang Dipastikan Tewas

Metrobatam, Merangin – Memasuki hari kedua tertimbunya pekerja tambang emas ilegal model lubang jarum, di Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarab kabupaten Merangin, Jambi puluhan tim gabungan Basarnas, BPBD Merangin, Sar Brimob, TNI, Polri diterjunkan untuk melakukan pencarian korban.

Namun dalam pencarian korban, tim masih terkendala dengan kurangnya alat untuk mengevakuasi korban. Ditambah dengan masih banyaknya air mengenangi lubang tambang yang kedalamannya mencapai 70 meter lebih dari permukaan tanah.

Untuk menyedot air di dalam lubang, masyarakat setempat dan tim gabungan hanya menggunakan satu mesin penyedot air dan jika tidak di tambah air di dalam lubang tidak akan berkurang.

Dari data yang di dapat pihak kepolisian untuk seluruh pekerja tambang yang ada saat kejadian berjumlah 26 orang di mana saat itu seluruh pekerja terbagi dari tiga rute. Di mana struktur tambang 48 meter vertikal dari dasar tanah, dan horizontal ke kiri sepanjang 70 meter horizontal ke kanan sepanjang 30 meter ke pinggir sungai.

Bacaan Lainnya

Untuk di lokasi vertikal di sana ada 10 pekerja tambang yang sedang bekerja horizontal ke kiri sepuluh pekerja horizontal ke kanan 6 pekerja dan di vertikal pihak kepolisian baru bisa mendata 2 nama yaitu Rizal dan Siwak.

Kedua orang tersebut adalah warga Kecamatan Sungai Manau. Untuk Horizontal ke kiri pihak kepolisian hanya mendapat lima nama dari 10 pekerja yaitu Ipin, Mamat, Maman, Ido, dan Kumis.

Horizontal ke kanan,pihak kepolisian mendapatkan seluruh nama pekerja yaitu, Nosrival, Herman, Gofur, Ompong, Mali dan Hengki.

Dari keseluruhan nama-nama tersebut, pihak kepolisian hanya bisa mengatakan ada 7 orang yang dinyatakan meninggal dunia di dalam lubang jarum untuk selebihnya belum bisa dipastikan kondisinya di lokasi tambang.

Kapolres Merangin AKBP I Kade Utama Wijaya melalui Kapolsek Sungai Manau Iptu Nixon menjelaskan, jika saat ini tim gabungan sedang berupaya untuk mengevakuasi para penambang dari dalam lubang.

Hingga saat ini belum ada tanda-tanda jika korban bisa di evakuasi dari dalam lubang,sebab informasi air yang masuk ke dalam lubang adalah air yang berasal dari Sungai Batang Merangin,” jelas Iptu Nixon, Selasa (4/9/2018).

Kapolsek juga mengatakan, untuk korban jiwa dirinya belum bisa memastikan berapa banyak jumlahnya. Namun, pada saat kejadian ada 26 pekerja tambang yang bekerja saat itu.

Jika yang 7 nama pada pertama kali diumumkan, itu sudah kita pastikan sudah meninggal di dalam lubang dan yang selebihnya kita belum bisa pastikan. Sebab kita tidak bisa melakukan evakuasi,” tutupnya. (mb/okezone)

Pos terkait