Tak Kalah Saing! 4 Santri Probolinggo Juara Lomba Sains di Malaysia

Metrobatam, Probolinggo – Empat santri dari SMA Unggulan Pondok Pesantren Haf-sa Zainul Hasan BPPT Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, berhasil menorehkan prestasi dalam ajang Kuala Lumpur Engineering Science Fair (KLESF) 2018.

Keempatnya adalah Muhammad Arifin, Sinta Darma Oktaviani, Rosida Aprilia Mardiana dan Dewi Lestari. Mereka terbagi menjadi dua tim yang sama-sama berprestasi berkat inovasi yang dikembangkan.

Arifin dan Sinta, siswa kelas XII berhasil menggondol juara untuk Smart Parking. Sedangkan Rosida dan Dewi, siswa kelas XI meraih prestasi lewat inovasi Kontrol-Monitoring Banjir dengan Kontrol Pintu Otomatis.

Dijelaskan Arifin, sistem Smart Parking yang dikembangkannya berfungsi membaca kuota atau mencari lokasi parkir yang masih tersedia hanya dengan mengakses ponsel berbasis Android.

Bacaan Lainnya

“Melalui Smart Parking ini, kita bisa membaca data history parkir, yang keluar sesuai pada tempat lokasi parkir dengan identifikasi waktu yang tepat,” terang Arifin kepada detikcom, Jumat (9/11).

Sedangkan Rosida yang membuat inovasi pengawas banjir menjelaskan dengan alat yang diciptakannya, bencana banjir yang datang secara tiba-tiba dapat segera diketahui, mengingat kebanyakan orang biasanya lebih dulu panik saat banjir menerjang alih-alih mempersiapkan diri untuk menyelamatkan diri.

Menurut Rosida, alat ini dapat membuka atau mengendalikan tuas pintu air bendungan secara otomatis secara real time saat banjir melalui mikrokontroler yang telah dipasang di pintu air.

“Selain dibekali pengendali otomatis, alat ini juga didukung sirine sebagai informasi pada warga masyarakat aliran tepi sungai,” ungkapnya.

Guru Pembina Tekno Terapan SMAU Ponpes Haf-sa Zainul Hasan BPPT Genggong, Muhammad Nizar menyebut para siswanya berhak membawa pulang medali perunggu dalam ajang tersebut setelah China dan Hongkong.

Namun mereka membuktikan mampu bersaing dengan 400 tim dari 5 negara lainnya yaitu China, Hongkong, Thailand, Singapura dan Filipina. Indonesia sendiri mengirimkan 10 tim dari sejumlah daerah.

“Alhamdulillah, dengan penuh ikhtiyar, SMA Unggulan Haf-Sa mampu mempersembahkan inovasi kepada dunia,” ujar Nizar.

Sementara itu Kepala SMAU Ponpes Haf-sa Zainul Hasan BPPT Genggong, Inzah menjelaskan, perjalanan para siswanya hingga agar dapat berlomba di tingkat internasional tidaklah mudah.

Dipaparkan Inzah, awalnya mereka mengikuti event Inovasi Daerah yang digelar Bappeda Kabupaten Probolinggo. Dari sana, mereka berhak mewakili kabupaten ke event serupa di tingkat nasional. Tak disangka, dalam event tersebut mereka meraih medali emas dan medali silver. Barulah setelah itu mereka diikutsertakan dalam (KLESF) 2018 di Malaysia yang berlangsung pada tanggal 4 November silam.

“Alhamdulillah pencapaian para siswa kami luar biasa, karena bisa menumbangkan para kompetitornya dari sejumlah negara di Asia,” ujarnya bangga. (mb/detik)

Pos terkait