Pulau Penyengat, Pulau Religinya Kepri

Metrobatam.com, Tanjungpinang – Gubernur H Nurdin Basirun berharap sejarah besar yang dimiliki Pulau Penyengat dengan mengangkat pariwisata religinya semakin bersinar. Apalagi disandingkan pula dengan kearifan lokal yang dimiliki dapat semakin terbukti nyata tumbuh berkembangnya.

“Mari bersama mutiara Pulau Penyengat ini kita buat menjadi lebih terang benderang, kita terus dorong menjadi Pulau Tahfiz,” ujar Nurdin saat membuka Tasmi’ 30 juz Santri Pulau Tahfiz usai safari subuh di Mesjid Raya Sultan Riau Penyengat, Tanjungpinang, Jumat (5/4).

Pemerintah sendiri menurut Nurdin merasa sangat penting untuk mensupport dan memacu pembangunan Pulau Penyengat menjadikan pulau tahfis tersebut. Karena Pulau Penyengat adalah aset yang sangat berharga dan kebanggaan indonesia maupun dunia.

“Kita jadikan Penyengat sebagai icon yang terus berkembang menjadi kebanggaan daerah di mata dunia,” lanjut Nurdin.

Bacaan Lainnya

Nurdin yakin, bukan hal yang mustahil untuk menjadikan anak-anak penghafal alquran. Dengan sistem one day one ayat atau one juz, semua itu bisa.  Pulau Penyengat ikut membangun karakter dan akidah serta sebagai pondasi yang kuat dan kokoh. Insya Allah keberkahan akan selalu hadir.

Nurdin pun berpesan agar masyarakat agar aktif untuk menjaga pulau penyengat ini dari sampah, agar hari ini sampai nantinya tidak ada lagi sampah-sampah di laut mau pun berserakan di darat.

“Pesan saya dengan masyarakat jangan minta jalan atau pun pembangunan lain kalau pondok tahfiz belum dibangun, dan tolong jaga kebersihan dan jangan buang sampah sembarangan,” pesan Nurdin.

Sementara itu, Sekdaprov Kepri H TS Arif Fadilah megajak semua pihak untuk bersama-sama mendorong Pulau Penyengat agar dapat mengkokohkan diri sebagai sebagai pulau qurani. Sebagai bentuk amal jariyah bersama dalam pengembangan pulau tahfiz, didalam perhatian dan santunan untuk fasilitas santri.

“Pulau tahfiz ini untuk mengulang kembali kejayaan peradaban islam pada di pulau penyengat dahulu, yang mana sudah terbukti alquran besar yang ditulis tangan pemuda asli penyengat pada abad 18”, imbau Arif.

Kemudian, Tokoh masyarakat penyengat Raja Hafis mengatakan kedepan anak-anak penyengat sendiripun dapat mengikuti pengembangan tahfiz ini, karena ini menjadikan contoh dalam berkehidupan sehari-hari.

“Jadikan kebiasaan di pondok menjadi kehidupan bermasyarakat, agar pengembangan sendiri tidak hilang sampi kapanpun”, kata Hafis.

Dalam data yang disampaikan oleh panitia pelaksana Rully Attaki, jumlah santri pada angkatan pertama sendiri sebanyak 1.056 orang dan yang terseleksi sebanyak 14 santri yang telah menyesaikan program 6 bulan, namun tidak langsung kembali kedaerah asalnya tapi selama 6 bulan kedepan disebar di Pulau Penyengat untuk mengajarkan alquran kepada anak-anak di Pulau Penyengat. Panita juga membuka kembali program Karantina Tahfidz Alquran untuk angkatan kedua dan yang mendaftar hingga saat ini telah mencapai 1.500 orang yang berasal dari seluruh Indonesia.

“Kami mengajak kepada Bapak/Ibu yang memiliki Rumah Layak Pakai di Pulau Penyengat yang tidak digunakan, mari jadikan rumah tersebut sebagai Asrama Santri Tahfidz. Insyaallah ini akan menjadi amal jariyah yang akan terus mengalirkan pahala,” kata Rully Attaki.

Kegiatan tersebut, setelah 6 bulan para Santri Tahfidz menghafal Alquran intensif di Pulau Penyengat akan dilakukan Tasmi’ 30 Juz  dan Khataman pada Jum’at 5 April 2019 bertempat di Masjid Sultan. Dimulai dari Jum’at Subuh hingga Malam santri akan memperdengarkan hafalan alquran 30 juz dan dikesempatan ini juga pemabagian sertifikat dan rekomendasi oleh Gubernur yang telah hafal 30 juz untuk masuk Universitas Islam Madinah dan bantuan untuk imam binaan mesjid Nur Ilahi. (Mb/Hms)

Pos terkait