Ratna Sarumpaet Saat Tahu Hoax Terbongkar: Apa yang Harus Saya Perbuat?

Metrobatam, Jakarta – Saharudin, staf Ratna Sarumpaet, menceritakan situasi setelah pengakuan penganiayaan Ratna Sarumpaet terbongkar sebagai kebohongan. Ratna Sarumpaet sempat bertanya ke stafnya soal tindakan yang harus diambil.

Saharudin menyebut terkuaknya hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet bermula dari beredarnya laporan penyelidikan polisi dalam bentuk PDF pada 3 Oktober 2018. Saharudin langsung bergegas ke kamar Ratna Sarumpaet.

“Saya dari kamar langsung berlari ke kamar kakak (Ratna) dan saya gedor pintu kamar kakak. (Saya bilang) ‘Ini Kak ada info yang beredar soal kasus Kakak ini, sudah ada pemaparan dari Polda Metro, ini yang mana yang benar? Kakak (Ratna) nggak jawab,” ujar Saharudin dalam sidang lanjutan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (2/4/2019).

Tak lama setelahnya, Ratna Sarumpaet, menurut Saharudin, mengumpulkan stafnya. Ratna mengakui berbohong soal penganiayaan dan meminta maaf.

Bacaan Lainnya

“Kakak (Ratna) meminta maaf kepada kami karena telah berbohong. Kakak nanya apa yang harus saya perbuat. Saya lupa antara Rubangi (Ahmad Rubangi, sopir Ratna) atau Pele bilang kakak harus menghubungi menyatakan minta maaf ke prabowo dan lain-lain,” tutur Saharudin.

Hakim bertanya kepada Saharudin soal alasan saran agar Ratna meminta maaf ke Prabowo. Saharudin mengaku tak tahu-menahu karena saran itu bukan dari dia.

“Saya nggak tahu karena bukan saya yang mengucapkan,” katanya.

Ratna Sarumpaet didakwa membuat keonaran lewat hoax penganiayaan dengan menyebarkan pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.

Padahal kondisi bengkak pada wajah Ratna merupakan efek dari operasi plastik di RS Bina Estetika, Menteng. Ratna, menurut jaksa, dalam dakwaan memfoto dia saat menjalani perawatan medis, lalu menyebarkan foto ditambah keterangan soal terjadinya penganiayaan.

Soal pengakuan penganiayaan ini diterangkan Ahmad Rubangi, sopir Ratna yang juga menjadi saksi dalam persidangan.

Rubangi mengaku mendapat foto wajah lebam Ratna Sarumpaet lewat WhatsApp. Saat pulang, disebut Rubangi, Ratna Sarumpaet memang wajahnya tak normal.

“Ibu juga ngirim foto itu, melalui WA. Fotonya lebam-lebam. Seingat saya beliau bilang habis dipukul orang. Terus ibu menangis, terus ibu istirahat,” kata Rubangi di persidangan.

Tapi Rubangi mengaku tak menanyakan lagi soal penganiayaan yang disebut Ratna Sarumpaet. Ratna, menurut Rubangi, mengaku dipukuli 2 orang di Bandung. Tapi belakangan pengakuan ini terbongkar hanya sebuah kebohongan.

Saya Keberatan Ikut Jumpa Pers

Ratna Sarumpaet menanggapi kesaksian sopirnya, Ahmad Rubangi, mengenai jumpa pers Prabowo Subianto. Ratna menegaskan dirinya keberatan hadir dalam jumpa pers, bukan keberatan Prabowo menggelar jumpa pers setelah pengakuan penganiayaan.

“Lalu di konpers Prabowo, saya tidak pernah mengatakan saya keberatan dengan jumpa pers itu, tapi saya keberatan ikut menghadiri. Itu saja,” kata Ratna Sarumpaet dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (2/4/2019).

Atas tanggapan ini, hakim ketua Joni bertanya ulang kepada Ahmad Rubangi, yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan.

“Katanya Ibu Ratna hanya tidak setuju menghadiri. Gimana? Betul seperti itu?” kata Joni ke Rubangi.

“Betul seperti itu,” jawab Rubangi.

Rubangi dalam kesaksiannya menyebut Ratna sempat berbicara soal rencana jumpa pers Prabowo setelah bertemu dengan Prabowo di Bogor pada 2 Oktober 2018.

“Yang saya dengar katanya ibu sebenarnya nggak setuju adanya jumpa pers, makanya ibu tidak ikut,” ujar Rubangi.

Jaksa dalam surat dakwaan menyebut Prabowo Subianto menggelar jumpa pers pada pukul 20.00 WIB, 2 Oktober 2018, di Jl Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jaksel.

Dalam jumpa pers itu, hadir Amien Rais, Nanik Sudaryati, Dahnil Anzar Simanjuntak, dan Djoko Santoso.

“Dalam konferensi pers tersebut, disampaikan oleh Saudara Prabowo Subianto, di antaranya meminta pemerintah mengusut tuntas penganiayaan yang dialami terdakwa Ratna Sarumpaet,” kata jaksa.

Ratna Sarumpaet didakwa membuat keonaran lewat hoax penganiayaan. Ratna menyebarkan hoax kepada sejumlah orang lewat pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.

Padahal kondisi bengkak pada wajah Ratna merupakan efek operasi plastik di RS Bina Estetika, Menteng. Jaksa mengungkap Ratna memfoto dirinya saat menjalani perawatan medis, lalu menyebarkan foto ditambah keterangan soal terjadinya penganiayaan. (mb/detik)

Pos terkait