Kontroversi GARIS: Mobil Prabowo, 22 Mei, Isu Sempalan ISIS

Metrobatam, Jakarta – Nama ormas Gerakan Reformis Islam (GARIS) kembali mencuat ke publik bersama kontroversi yang mengiringinya. Polisi menyebut anggota GARIS berencana membuat kericuhan di aksi 22 Mei.

“Dari keterangan kedua tersangka tersebut, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa pada aksi 22 Mei,” kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Polisi menyatakan keduanya berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Saat ini polisi masih memburu beberapa orang lainnya.

Sebelumnya, GARIS sempat jadi kontroversi ketika capres Prabowo Subianto mengunjungi Cianjur pada Selasa (12/3). Saat itu, Prabowo menumpangi mobil Toyota Vellfire milik Ketua GARIS, Chep Hernawan.

Bacaan Lainnya

Hal itu jadi kontroversi di media sosial karena sosok Chep pernah membuat pernyataan kontroversial sebagai ‘Presiden’ ISIS Indonesia.

1. Ketua GARIS Pinjamkan Mobil ke Prabowo

Polemik peminjaman mobil Ketua GARIS, Chep Hernawan, ke Prabowo bermula dari media sosial. Netizen menyoroti mobil yang ditumpangi Prabowo karena pelat nomor bagian belakang mobil tersebut dimodifikasi sehingga tak sesuai aturan baku.

Pada bagian depan, pelat nomor yang dipasang sesuai aturan yakni B-264-RIS. Namun, pada bagian belakang mobil berwarna hitam tersebut dibuat menjadi B-2-64RIS.

Usut punya usut, netizen menyebut mobil tersebut dimiliki Chep Hernawan, Kepada detikcom, Chep mengakui hal tersebut.

“Iya itu mobil saya, karena sudah di-setingnya begitu. Jadi saat Pak Prabowo landing, mobil saya sudah standby. Dari lapangan itu ke gedung Assakinah, diiringi oleh massa begitu. Ada jutaan lah massanya, kayak acara 212 lah gitu,” ucap Chep melalui sambungan telepon, Rabu (13/2/201

Saat itu, Chep mengaku tidak satu mobil dengan Prabowo. Dia hanya mengiringi dari belakang dengan mobil pribadinya yang lain saat Prabowo berdiri dan membuka sunroof.

“Pak Prabowo berdiri naik ke sunroof, sementara di mobil Lexus saya juga ada sunroof. Jadi saya juga sama-sama berdiri mengiringi beliau,” kata Chep.

Kontroversi soal Prabowo pinjam mobil Chep tak lepas dari sosok Chep. Polisi pernah mendalami peran Chep sebagai pendana warga yang ingin ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

2. Sempalan ISIS

Setelah ramai jadi sorotan di media sosial, Chep kembali buka suara soal keterlibatannya dengan ISIS. Chep pernah membuat pengakuan kontroversial sebagai ‘Presiden’ ISIS Indonesia dan mengaku cukup mengenal beberapa petinggi ISIS.

Kini, Chep ingin membuang jauh statusnya tersebut. Chep mengatakan dirinya kini dikenal warga Cianjur sebagai pengusaha yang dekat dengan kegiatan sosial.

“Ada bocoran anak-anak yang mengaku diberangkatkan (terkait ISIS) oleh saya, padahal saya sendiri tidak mengaku. Sudahlah yang dulu-dulu, isu negatif dulu sudah luntur. Sudah selesai. Kalau saya terjerat dengan isu teroris, saya pernah di BAP di Brimob di Polda. Nyatanya kan saya tidak pernah,” ucap Chep melalui sambungan telepon, Rabu (13/2/2019).

Mundur ke 2008, Chep mengaku pernah bertemu beberapa kali dengan terpidana kasus terorisme Amrozi di LP Nusakambangan. Chep pernah meminta jenazah Amrozi tidak disalatkan dan dimandikan karena dinilainya sebagai simbol jihad.

Lalu pada 2014, Chep ditangkap di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Ia ditangkap bersama 6 orang lainnya. Polisi turut mengamankan 1 bendera ISIS, 1 bendera GARIS, 8 buah topi bersimbol ISIS, dan 4 kaus bersimbol ISIS dari ketujuhnya, termasuk Chep. Chep mengaku atribut ISIS yang ada padanya merupakan titipan seorang narapidana yang berada di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan.

Meski kedapatan membawa atribut ISIS dan mengklaim menjabat Presiden ISIS Indonesia, ia mengaku tidak pernah menjalankan organisasi tersebut.

“Di ISIS memang teman-teman menginginkan saya sebagai pimpinan regional Indonesia. Saya terima tapi tidak berjalan sampai sekarang. Aktivitas saya setiap hari ya ngurus perusahaan kemudian organisasi GARIS, kalau ISIS malah belum tahu arahnya ini mau gimana,” kata Chep di Mapolres Cilacap.

3. GARIS Mau Buat Rusuh di Aksi 22 Mei

Hingga kemudian, polisi menangkap dua anggota GARIS yang hendak membuat rusuh aksi 22 Mei. Polisi lalu mengungkit soal pernyataan Ketua GARIS yang tak lain ialah Chep Hernawan.

“Dari keterangan kedua tersangka tersebut, mereka memang berniat untuk berjihad pada aksi unjuk rasa pada aksi 22 Mei,” kata Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

“Sama-sama kita tahu bahwa kelompok GARIS ini pernah menyatakan, membuat statement sebagai pendukung ISIS Indonesia. Dan mereka sudah mengirimkan kadernya ke Suriah,” tambahnya.

Chep lalu membantah pernyataan polisi. Chep mengatakan anggota GARIS datang ke Jakarta untuk mengirim ambulans.

“Tidak ada pasukannya (dari Garis), yang ada (pihak Garis) kirim ambulans dan tim medisnya,” kata Chep melalui sambungan telepon dengan detikcom, Kamis (23/5/2019).

Chep pun menepis keterangan polisi yang menyebut organisasinya terafiliasi dengan ISIS. “Dari 2004, saya itu itu kan enggak ada ISIS. Enggak ada keterlibatan saya di ISIS dan ISIS juga sudah bubar. Saya sudah berhenti dari aktivitas kerusuhan-kerusuhan begitu,” tutur Chep. (mb/detik)

Pos terkait