Koordinator Tur Jihad ke Jakarta Minta Maaf, Polisi: Tetap Kita Proses

Metrobatam, Surabaya – Koordinator Tur Jihad Muhammad Roni dan Feni Lestari meminta maaf telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Keduanya juga telah menulis surat pernyataan dan menggagalkan tur jihad ke Jakarta yang semestinya berangkat Minggu (19/5).

Namun, Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan sekalipun pelaku telah meminta maaf, dia menegaskan tetap akan memproses sesuai hukum. Pasalnya, mereka telah melakukan kegiatan yang telah menimbulkan keresahan di masyarakat.

“Terkait minta maaf dan lain-lain, tapi proses akan terus berjalan,” kata Luki saat di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Senin (20/5/2019).

Hingga kini, pihaknya masih memeriksa empat saksi yang telah diamankan. Pemeriksaan ini juga melibatkan para ahli.

Bacaan Lainnya

Saat ditanya terkait status para koordinator tur jihad ini, Luki mengatakan hingga kini masih sebagai saksi dan diperiksa. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tersangka.

“Status masih diperiksa dan kami terus koordinasi dengan beberapa saksi ahli dan yang lainnya. Nanti akan kita putuskan setelah melalui gelar dan yang lainnya,” lanjutnya.

Sebelumnya, masyarakat sempat dihebohkan kabar adanya tur jihad yang akan berangkat dari Surabaya ke Jakarta. Tur ini disebut akan bergabung dengan massa people power pada 22 Mei mendatang.

Namun tur jihad yang dijadwalkan berangkat Minggu (19/5) batal dan gagal. Selain karena peserta tur yang sedikit, ide tur ini sempat membuat resah masyarakat.

Berikut pesan yang menyebar di pesan WhatsApp :

TOUR JIHAD JAKARTA

PAKET PUAS 5 HARI PLUS PENGINAPAN TANPA MAKAN

1) Bis besar isi 50 orang @ 450rb

2) Bis mini isi 30 orang @ 400rb

3) Elf isi 12 orang @ 600rb

4) Mobil ertiga/xenia/avansa isi 6 orang @ 600rb

Berangkat dr Sbya tgl 19 Mei 2019 jam 06.00

Pulang ke Sbya tgl 23 Mei 2019 subuh

Pembayaran terakhir tgl 17 Mei 2019

Kalau Bikin Tur Jangan yang Seram-seram

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menyebut gerakan tersebut memiliki nama yang menakutkan.

“Itulah makanya bikin paket tur itu namanya jangan yang seram-seram,” kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Arsul Sani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2019).

Arsul menyarankan nama yang lebih cocok untuk gelaran tur serupa. Menurut dia, sebaiknya tujuan tur itu juga bukan untuk ikut aksi unjuk rasa.

“Namanya itu yang biasa sajalah. ‘Tur Ramadhan’ atau ‘Ziarah Ramadhan’ ke Masjid Istiqlal dan Luar Batang. Itu kan lebih menarik,” ucap politikus PPP itu.

“Jadi memang tujuannya itu tadi, ziarah Ramadhan. Kalau pun ada unjuk rasa ya, lihat saja jangan ikutan unjuk rasanya,” imbuh Arsul.

Sebelumnya, seorang pria asal Surabaya Muhammad Roni mengadakan tur jihad dengan tujuan Surabaya-Jakarta. Tur tersebut rencananya berangkat pada 19 Mei pukul 06.00 WIB dan pulang 23 Mei. Namun, mendadak tur jihad tersebut batal.

“Melihat kondisi yang begitu memanas tur jihad ini sudah dibubarkan, dan yang mendaftar pun hanya minim sehingga dibubarkan dan tidak ada kita keberangkatan ke Jakarta,” kata Roni di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Minggu (19/5).

Roni mengatakan tur itu hanya untuk refreshing dan jalan-jalan saja. Roni menegaskan tur jihad ini tak akan mengikuti demontrasi atau aksi people power, namun murni hanya ingin Refreshing. Saat ditanya alasannya menggunakan kata jihad, Roni mengaku kata jihad tak selalu bermakna perang.

“Kalau kata-kata jihad, jihad kan kalau di dalam Islam bukan diartikan perang, kita mencari nafkah saja jihad, untuk menafkahi anak istri kita, jadi kata jihad itu bikan dikatakan kita udah berani mati, ndak,” lanjutnya. (mb/detik)

Pos terkait