Demo di Jayapura Mencekam, Aktivitas Masyarakat Lumpuh

Metrobatam, Jakarta – Situasi di Jayapura, Papua mencekam usai demonstrasi yang digelar Kamis (29/8). Aksi protes massa menolak rasisme berujung rusuh. Akibat kerusuhan itu aktivitas masyarakat Jayapura lumpuh.

Pertokoan dan perkantoran tutup sejak pukul 12.30 WIT. termasuk Mal Jayapura yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jayapura. Situasi mencekam muncul ketika para demonstran merusak beberapa kaca pertokoan dan hotel dengan menggunakan ketapel.

Sejumlah pusat perbelanjaan di Distrik Abepura memilih tutup. Saga dan Mega Abepura tutup, Kantor Distrik Abepura dan BPS Kota Jayapura serta Kanwil Kantor Pos Maluku dan Papua juga tutup. Begitu juga, sejumlah kafe dan hotel.

Sekitar 1.000-an massa menduduki kawasan Lampu Merah Abepura, ada yang membawa bendera motif bintang hitam berlatar merah. Di depan Kantor Samsat Papua nampak sejumlah ban bekas motor atau mobil dibakar oleh sejumlah warga.

Bacaan Lainnya

Pasar Sentral Youtefa, Distrik Abepura pada Kamis pagi hingga siang juga sepi karena terdampak aksi demo besar-besaran. Pantauan di lapangan, di lapak sayur, ikan, pakaian dan kelontong nampak sepi penjual dan pembeli.

Yulika, salah satu pengunjung Grand Abe Hotel mengaku terjebak dan tidak bisa kembali ke rumahnya karena demo yang mulai terlihat anarkis.

“Kaca Grand Abe Hotel dilempar massa,” ungkapnya lewat sambungan telepon seluler. Sementara itu, Hotel Horison Kotaraja yang baru diresmikan pada Juli lalu oleh Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano tidak luput dari lemparan batu massa pedemo yang berjalan ke arah pusat Kota Jayapura. Nampak sejumlah pecahan kaca berserakan di lantai satu pintu masuk hotel yang tak jauh dari Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP).

Aparat Jaga Objek Vital

Aparat keamanan TNI-Polri nampak berjaga jaga di sejumlah daerah, sedangkan massa pendemo dilaporkan masih berjalan kaki dari sejumlah wilayah termasuk dari Sentani yang saat ini sudah berada di Waena.

Angkutan kota sendiri nampak banyak yang memilih tidak beroperasi.

“Memang kami sengaja tidak beroperasi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Supri, salah satu supir angkot jurusan Entrop-Pasir Dua.

Sementara itu, aparat keamanan telah memasang kawat berduri di obyek-obyek vital di sepanjang jalan dari Kota Abepura ke Jayapura, Papua, yang akan dilewati para pengunjuk rasa.

Aparat keamanan hanya mengenakan tameng dalam menjaga keamanan guna mengamankan obyek-obyek vital yang akan dilewati para demonstran.

Aksi massa yang menolak rasisme ini terbagi menjadi dua, yakni berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor, bahkan ada simpatisan yang membawa bendera bintang hitam berlatar merah saat demonstrasi.

Selain itu juga tampak massa yang berkumpul di Taman Imbi Jayapura. Para massa yang berasal dari Sentani, Abepura dan Kota Jayapura ini akan menyampaikan aspirasinya di Kantor Gubernur Dok II Jayapura.

Kodam XVII/Cenderawasih juga telah menyiapkan pasukan sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK) untuk membantu polisi untuk mengamankan situasi.

“Kodam menyiagakan dua SSK untuk diperbantukan ke Polda,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto, seperti dikutip Antara. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *