PKB: Blackout Listrik di Luar Nalar, Wajar Jokowi Marah ke PLN

Metrobatam, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menilai wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertindak tegas kepada PLN. Menurutnya mati listrik massal di luar akal sehat.

“Sikap marah dan kesal dari Pak Jokowi itu sangat wajar, sangat wajar. Dan saya bisa memaklumi karena kejadian pemadaman listrik ini menurut saya kejadiannya luar biasa dan sungguh di luar nalar akal sehat kita,” ujar Karding kepada wartawan, Senin (5//2019) malam.

Ketua DPP PKB ini juga merasa prihatin listrik padam yang terjadi di sebagian pulau Jawa itu. Menurutnya PLN harusnya memiliki antisipasi jangka panjang untuk mencegah peristiwa itu.

“Maksud saya sungguh prihatin, karena sesungguhnya tidak perlu terjadi kalau manajemen memiliki apa yang disebut rencana jangka panjang dan rencana antisipasi terhadap hal yang mungkin terjadi,” kata dia.

Bacaan Lainnya

Karding mengatakan listrik adalah kebutuhan yang sangat penting. Sehingga manajemen kelistrikan tidak boleh ada celah yang berakibat fatal.

“Kita mengetahui bahwa listrik ini adalah kebutuhan yang sangat vital dan sangat penting bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu dalam manajemen kelistrikan nasional kita tidak boleh ada celah hingga terjadinya namanya black out itu, tidak boleh ada celah. Apalagi terjadi di Ibukota negara, di Jawa. Di mana basis kegiatan perekonomian, pusat kegiatan sosial kita berada,” lanjutnya.

Karding melanjutkan bahwa mati listrik massal juga pernah terjadi tahun 2025 silam. Namun menurutnya PLN harus belajar kepada sejarah dan menjadikan pembelajaran.

“Ini pernah terjadi, beberapa kali terjadi baik di Indonesia tahun 2005 misalnya, beberapa kali bahkan, di negara-negara lain pernah terjadi. Harusnya mampu diantisipasi. Jadi kita bisa belajar, kita bisa menyiapkan sumber daya teknologi dan sistem manajemen yang baik agar itu tidak terjadi,” kata Karding.

Selain itu, Karding menilai wajar saja Jokowi marah karena insiden listrik mata berimbas pada banyak sektor. Dia juga menyinggung ketersediaan listrik sangat rentan dengan sabotase.

“Ini terjadi lagi, itu makanya presiden sangat marah, karena dampaknya juga luas bagi pelayanan publik, bagi perekonomian khususnya usaha UMKM kita. Bagi proses belajar-mengajar dan kegiatan lainnya. Bahkan yang paling mengerikan dari sini kita lihat bahwa ternyata ketersediaan listrik kita ini sangat rentan, sangat rentan kemungkinan sabotase ke depan kalau ada saja yang berniat jahat melakukan sabotase maka itu berbahaya bagi keamanan kita,” lata Karding.

Sebelumnya, Jokowi bertanya kepada PT PLN (Persero) perihal listrik yang padam massal di sebagian pulau Jawa kemarin. Jokowi menanyakan apakah kejadian ini tidak dikalkulasi.

“Pertanyaan saya bapak ibu semuanya ini kan orang pinter-pinter. apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian, sehingga kita tahu sebelumnya,” kata Jokowi di kantor pusat PLN, Jakarta Selatan, Senin (5/8).

Jokowi mengindikasikan kejadian listrik yang padam kemarin karena ada perhitungan yang kurang pas. Dengan begitu banyak pihak yang terkena imbasnya.

“Kok tahu-tahu drop itu? Artinya pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kira semuanya,” ujarnya. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *