Pengasuh Ponpes di Sidoarjo Didemo Karena Diduga Cabuli 4 Santriwati

Metrobatam, Sidoarjo – Seorang pengasuh ponpes di Desa Kedung Rejo, Kecamatan Jabon, Sidoarjo didemo warga. Sang pengasuh ponpes diduga telah melakukan pencabulan terhadap para santriwati.

Warga menuntut pengasuh ponpes berinisial AR menutup pondok pesantren. Selain itu, warga juga meminta yang bersangkutan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.

Warga menilai, apa yang dilakukan AR mencoreng nama baik desa. Terlebih, warga meyakini jika pencabulan tersebut dilakukan berulang kali.

Menurut salah seorang warga, Romlah (47), demo di balai desa itu merupakan kali kedua digelar. Namun dalam demo pertama, pihak desa tidak menanggapi. Akhirnya hari ini ratusan warga kembali menggelar demo.

Bacaan Lainnya

“Meskipun belum ada yang terbukti hamil. Yang jelas korbannya yang mengaku itu sudah ada empat orang. Yakni dari Dusun Tenggulung dua santri, Dusun Bioro satu, Dusun Rombo satu, dan Dusun Talun satu,” kata Romlah kepada detikcom di lokasi, Kamis (19/9/2019).

Warga berharap Polresta Sidoarjo mengusut tuntas dugaan pencabulan tersebut. Menurut Romlah itu mencemarkan nama baik Desa Kedung Rejo yang dijuluki Desa Santri.

“Pihak perwakilan pondok sudah menyampaikan bahwa kegiatan pondok putri untuk sementara diberhentikan. Tapi kami tidak puas, dengan jawaban itu. Lebih baik penutupan dilakukan oleh pihak Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo,” tambah Romlah.

Aspirasi yang sama juga disampaikan warga lainnya,Farida (31). Bahkan menurutnya, korban pencabulan lebih dari empat santriwati karena nggak semua korban berani terus terang.

“Sementara yang menjadi korban kebiadaban pengasuh ponpes itu diduga ada empat santri. Kemungkinan lebih karena mereka tidak mengaku,” kata Farida.

Di tempat yang sama Kapolsek Jabon AKP Sumono mengatakan, kasus tersebut sudah ditangani Polresta Sidoarjo. Warga diminta sabar menunggu hasilnya.

“Sementara itu proses hukumnya sudah ditangani oleh unit PPA Polresta Sidoarjo. Kita tunggu hasilnya. Sementara hasil kesepakatan ponpes putri mulai hari ini sudah tidak melakukan aktivitas,” pungkas Sumono. (mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *