Polisi Catat Korban Kerusuhan, Sebagian Besar Warga Sipil

Metrobatam, Jakarta – Kepolisian mencatat korban akibat kerusuhan saat aksi demonstrasi sepanjang sepekan terakhir ini mencapai 500 orang. Korban terdiri dari demonstran hingga aparat kepolisian, namun sebagian besar masyarakat sipil.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Musyafak mengatakan jumlah tersebut merupakan total korban baik dari aparat keamanan maupun warga sipil di berbagai wilayah seperti Kendari, Sulawesi Selatan, dan Polda Metro Jaya. Hanya saja ia tak merinci jumlah di masing-masing daerah.

“Yang paling banyak Polda Metro Jaya. Tapi ya itu, aparat paling banyak terkena lemparan batu, kalau pengunjuk rasa itu kebanyakan karena gas air mata,” jelas Musyafak saat ditemui di Gedung Promoter RS Polri Said Sukanto, Jakarta Timur, Rabu (2/10).

“Data keseluruhan yang masuk ke saya sekitar 400-500 itu terdiri atas polisi dan masyarakat. Ini data yang masuk ke saya dari berbagai wilayah, barangkali bisa lebih tapi tidak mungkin kurang,” tambah dia lagi.

Bacaan Lainnya

Meski tak menyebut detail, Musyafak mengakui sebagian besar korban merupakan warga sipil atau mahasiswa. Namun ia mengklaim tidak ada pelajar yang menjadi korban dan dirawat.

“Praktis karena pesertanya banyak masyarakat kan, ya memang banyak pengunjuk rasa. Tapi sebagian besar karena gas air mata. Tidak ada pelajar,” kata dia lagi.

Sementara korban dari kalangan polisi yang masih dirawat di RS Polri Said Sukanto hingga kini masih tersisa sembilan orang. Rabu (2/10) siang, Musyafak sempat mendampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyaksikan kondisi terkini masing-masing pasien.

Salah satu yang dikunjungi adalah korban yang merupakan Anggota Brimob perempuan asal Papua. Secara kebetulan ia diperbantukan untuk menangani aksi massa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta.

“Kami kejadiannya pas kemarin dari MPR kami mau ke Polda Metro Jaya. Tiba-tiba ada yang masuk ke konvoi kami itu, jadi motor di depan karena rem kaget maka jatuh. Lalu kami yang di belakang kena, jadi tabrakan,” tutur anggota Brimob itu kepada Kapolri Tito Karnavian didampingi Kapusdokkes Musyafak.

Musyafak pun mengungkapkan, sebagian besar polisi yang dirawat menderita luka akibat lemparan batu, sebagian kecil lainnya karena gas air mata. “Tapi tidak banyak, karena sebelumnya memang sudah disiapkan untuk mendapat paparan gas air mata,” kata dia lagi. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *