Kepala Bappenas: Data Pangan Pertanian Tak Akurat

Metrobatam, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memaparkan bahwa harmonisasi pendataan merupakan hal yang sangat penting dalam program pengadaan barang dan jasa.

Hal ini diungkapkannya pada Rakornas Pengadaan Barang Jasa LKPP 2019. Menurutnya masih banyak data yang tidak sinkron sehingga pengadaan barang jasa menjadi tidak tepat sasaran, dia mencontohkan data pangan yang seringkali tidak sinkron.

“Bagaimana kita butuh satu data, pidato Presiden ingatkan agar kita disiplin tentang data ini. Saya berikan contoh, beberapa data yang tidak akurat. Banyak cerita yang berbeda, utamanya data pangan pertanian, metode hitung lahan persawahan sering tidak sama,” kata Suharso di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).

“Padahal berulang kali Presiden katakan sumber data kredibel hanya BPS,” tambahnya.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, menurut Suharso bila data dalam pengadaan barang tidak sinkron maka perencanaannya akan tidak sesuai saat direalisasikan.

“Perencanaan itu basicnya sumber data yang kredibel, seringkali perencanaan itu kurang akurasi datanya sehingga suka terjadi missleading dalam pelaksanaannya. Seperti pangan tadi saya sebutkan misalnya,” ucap Suharso.

Suharso menambahkan pesan khusus untuk LKPP, dia meminta agar program pengadaan elektronik lebih dikembangkan untuk digunakan. Di tahun 2018 dipaparkannya baru 34,6% transaksi pengadaan dari total jumlah Rp 1.040 triliun transaksi pengadaan.

“Tadi dijelaskan kepala LKPP dan dapat teguran Pak Presiden betapa e-procurement belum maksimal. Datanya di tahun 2018 pengadaan pemerintah berbasis elektronik baru 34,6% dari total pengadaan Rp 1.040 triliun, ini harus didorong lagi,” ucap Suharso. (mb/detik)

Pos terkait